Kemenkominfo Siap Jadi Makcomblang Smartfren dan XL Axiata

Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kemenkominfo Usman Kansong.
Sumber :
  • VIVA/Misrohatun Hasanah

VIVA Tekno – Beberapa waktu lalu tersiar kabar bahwa Axiata Group Bhd dilaporkan telah memulai diskusi dengan Sinar Mas Group untuk opsi merger XL Axiata dan Smartfren.

Kemenkominfo Menggelar Talkshow dengan Tema Jarimu Harimaumu

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengaku siap menjadi makcomblang. Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kemenkominfo Usman Kansong menjelaskan pemerintah ingin mengurangi kompetisi agar industrinya sehat.

“Kita ini ingin mengurangi kompetisi tapi ingin meningkatkan kolaborasi supaya industrinya sehat. Karena itu, kami siap memfasilitasi, bahkan mendorong. Tapi keputusan ada di industri. Kalau mereka sepakat, ya laksanakan," kata dia di Jakarta, Jumat, 8 September 2023.

Kemenkominfo Mengadakan Chip In “Periksa Fakta Sederhana”

Dalam konteks mendorong hal tersebut, Kemenkominfo siap menjadi makcomblang. Kemudian, jika sudah terjadi kesepakatan, lembaga akan menjadi penghulu supaya industrinya sehat.

Usman Kansong juga menjelaskan bahwa saat ini terjadi kompetisi banting-bantingan harga, yang akhirnya membuat operator seluler mengeluh. Adanya bantingan harga ini mengartikan bahwa internet di Indonesia tidak murah jika dibandingkan negara lain.

Tugas Nokia Sudah Tuntas

"Tapi ini (merger) jadi sarana bagi kita untuk mengurangi kompetisi, meningkatkan kolaborasi," tuturnya.

Smartfren.

Photo :
  • Misrohatun Hasanah

Ia juga menyebutkan jika nantinya operator seluler mengerucut, tidak akan terjadi monopoli karena tidak dikuasai oleh satu pihak saja, melainkan masih ada pemain lain seperti Telkomsel dari BUMN dan Indosat Ooredoo Hutchinson (IOH) milik swasta.

Menurutnya sejauh ini baik dari pihak XL Axiata maupun Smartfren sudah terjadi pembicaraan dengan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi.

"Ya sudah ada pembicaraan. Saya kira mereka masing-masing sudah bicara dengan Menkominfo. Yang saya tahu Smartfren sudah ketemu dengan Menkominfo. Pihak satunya lagi sudah ketemu," jelasnya.

Dalam kesempatan yang berbeda, CEO Smartfren Andrijanto Muljono menyebut bahwa secara resmi belum ada pernyataan yang mewakili pemegang saham perusahaan.

XL Axiata.

Photo :
  • VIVA/Misrohatun Hasanah

"Satu sama lain saling menjajaki itu merupakan suatu kemungkinan dan keniscayaan di mana ini sudah terjadi pada Indosat dan Tri. Tapi dari kedua belah pihak pemegang saham, ini masih dalam tahap penjajakan," jelasnya.

Soal apakah akan terjadi, berapa persen kemungkinannya atau bagaimana kelanjutannya, masih menjadi spekulasi. Tapi yang pasti, Smartfren, dengan atau tanpa merger mengaku akan tetap melangkah maju, berimprovisasi dan terus mengembangkan bisnisnya.

Mereka juga akan terus memberikan yang terbaik dan berkontribusi bagi masyarakat Indonesia. Meski begitu Smartfren tetap menyambut baik semua ide dan wacana positif.

Andrijanto menyebut ada beberapa manfaat jika terjadi merger. Yang terlihat paling signifikan adalah penghematan dari sisi operation dan penggabungan spektrum, memberikan skalabilitas yang lebih menguntungkan. Tapi hal itu harus memenuhi beberapa kriteria yang perlu dipertajam lagi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya