Dunia Pendidikan (Coba) Hidup Berdampingan dengan AI

Dosen Senior Newcastle University, Dr. Matthew Forshaw (kiri).
Sumber :
  • VIVA/Agus Setiawan

Jakarta – Kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) menjadi topik hangat yang selalu diperbincangkan. Beberapa sektor merasa jika keberadaan AI akan menggusur para pekerja. Banyak pekerja yang digantikan dengan AI. Alhasil, banyak pengangguran.

Kick Off PPDB Jabar 2024, Bey Machmudin: Tak Ada "Titip Titipan"

Rupanya, AI juga masuk ke dalam sektor pendidikan. Keberadaan AI tentu membantu mereka, siswa, dan mahasiswa dalam mengerjakan tugas. Dengan sekali perintah maka tugas akan diselesaikan cepat.

Dr. Matthew Forshaw, selaku Dosen Senior Ilmu Data di Universitas Newcastle, Inggris, memandang jika AI memiliki beberapa dampak di dunia pendidikan.

Menyongsong Revolusi Pendidikan, Workshop Daring tentang Etika dan Budaya Digital

Dosen senior Newcastle University, Dr. Matthew Forshaw (kiri)

Photo :
  • VIVA/Agus Setiawan

Menurutnya, teknologi seperti ChatGPT dapat membantu mahasiswa untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan dosen. Selain itu, ChatGPT juga bisa membantu mereka yang bekerja di bidang AI.

“Saya melihat AI mempunyai beberapa dampak. Pertama, menurut saya merupakan tantangan terhadap cara kita menilai pekerjaan siswa sejauh ini. Kami telah melihat teknologi seperti ChatGPT muncul sebagai teknologi bantu yang sangat, sangat membantu yang mungkin menantang cara kita menilai program rekayasa perangkat lunak dan hal-hal lain di masa lalu. Ini adalah seperangkat alat yang banyak mengubah arti menjadi pengembang perangkat lunak dan seseorang yang bekerja di bidang AI,” kata Forshaw, kala berbincang dengan VIVA Tekno dan sejumlah media massa di Jakarta, Senin, 25 September 2023.

Menurutnya, ada peluang besar dalam pendekatan berbasis AI untuk memberikan pembelajaran, yang tentunya, disesuaikan dengan cepat. Meski begitu, tidak menggantikan peran dosen.

Dosen senior Newcastle University, Dr. Matthew Forshaw (kiri)

Photo :
  • VIVA/Agus Setiawan

“Saya melihat peluang yang sangat besar dalam pendekatan berbasis AI untuk memberikan pembelajaran yang disesuaikan dengan kecepatan pembelajar tertentu, namun tidak pernah menggantikan peran pendidik,” tuturnya.

Ia selalu melihat pembelajaran sebagai proses yang dimediasi oleh manusia dan peran AI sebagai asisten. Di sisi lain, Forshaw merasakan satu hal yang sangat disukai, yaitu dapat mengenali budaya yang sangat berbeda dalam dunia pendidikan.

“Saya selalu melihat pembelajaran sebagai proses yang dimediasi oleh manusia dan peran AI sebagai asisten, namun, sisi lain, dari peran saya di Alan Turing Institute maka ada satu hal yang ingin saya lakukan, yaitu mengenali pendekatan budaya yang sangat berbeda dalam bidang pendidikan dan kebutuhan tenaga kerja di Inggris dan Indonesia,” jelas Matthew Forshaw.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya