Manfaatkan Teknologi Digital dengan Optimal

E-commerce.
Sumber :
  • Unsplash

VIVA Tekno – Para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah atau UMKM, khususnya yang fokus pada kain Nusantara atau wastra, kini tengah didukung untuk semakin berkembang dan berdaya saing guna berkontribusi dalam pemulihan perekonomian nasional.

Festival Semarapura Kembali Digelar, Pemkab Klungkung Siapkan Ribuan Seniman dan Booth UMKM

Sejalan dengan itu, pemerintah terus berupaya memberikan dukungan sebagai wujud keberpihakan terhadap kemajuan UMKM. Salah satunya dengan mempermudah izin usaha.

Untuk menyosialisasikan hal tersebut, Direktorat Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim, Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (IKPM IKP Kominfo) menggelar Forum Digitalk bertema 'Izin Usaha Lancar, UMKM Wastra Berdaya Saing' di Padang, Sumatera Barat.

Ajak Netizen Pakai Medsos untuk Hal Positif, Aurelie Moeremans: Aku Banyak Banget Dapet Kerjaan

Provinsi ini dikenal memiliki warisan wastra yang dibuat dari berbagai teknik seperti sulaman, bordir, tenun, hingga tarik benang. Menghasilkan kain songket yang unik dan indah, dengan keunikan motif khas Sumatera Barat.

Kemenkominfo Menggelar Talkshow dengan Tema Jarimu Harimaumu

UMKM go digital.

Photo :
  • The Financial Express

Direktur IKPM IKP Kominfo Septriana Tangkary menjelaskan bahwa keunikan teknik tenun tersebut menjadi kebanggaan dan identitas, bukan hanya di Sumatra Barat tetapi juga Indonesia.

"Penenun songket Pandai Sikek dari Sumatra Barat ini bahkan diabadikan sebagai gambar pada uang kertas Rp5.000. Jadi, kebanggaan tenun Pandai Sikek ini menjadi modal utama masyarakat Minang dan milik kita bersama, bukan negara lain," kata dia, dalam sambutan virtualnya, Sabtu, 4 November 2023.

Septriana juga berharap dapat melibatkan para pelaku UMKM wastra di Sumatera Barat untuk mengurus Nomor Izin Berusaha (NIB) dan mulai memperluas jangkauan ke ranah digital. Sejauh ini dijelaskan Septriana, sudah ada 22,68 juta UMKM yang onboarding dari target 30 juta UMKM di 2024.

Selain itu, para pelaku UMKM juga diingatkan untuk mulai terlibat dan secara aktif memanfaatkan teknologi digital secara optimal. "Mereka (para pelaku UMKM) bisa mulai memasarkan produknya lewat media sosial, membuka toko online, atau berjualan di platform e-commerce hingga menyediakan opsi pembayaran secara online," jelasnya.

Menurut dia, wastra adalah tentang budaya, tentang identitas sosial, dan terkadang sebagai icon. Bahkan juga sebagai branding suatu daerah dan sekarang menjadi motif kunjungan, ketika berkunjung ke suatu daerah maka wastra menjadi opsi cinderamata.

Oleh karena itu, pentingnya memiliki izin usaha bagi pelaku UMKM wastra guna semakin memperkuat daya saing produk dan dapat dilindungi secara hukum. Meski produk sudah sangat terkenal, namun pelaku UMKM diingatkan untuk punya payung hukum dengan memiliki izin.

"Selain mendapat legitimasi hukum, pelaku UMKM yang memiliki izin usaha akan lebih dipercaya konsumen, mengakses pemodal dengan lebih mudah, kesempatan bermitra yang lebih luas, dan didukung oleh pemerintah," tutur dia.

Kegiatan ini pun sejalan dengan misi RPJMD Sumatera Barat 2021-2026 dalam meningkatkan pelaku usaha berbasis digital. Salah satu program unggulannya adalah mencetak 100 ribu pengusaha milenial dan perempuan.

Transformasi digital.

Photo :
  • Freepik

Ketua Umum Perempuan Indonesia Maju Lana T Koentjoro menekankan soal pentingnya melestarikan warisan budaya lewat wastra, yang tengah fokus dilakukan oleh organisasi perempuan.

Salah satu capaian yang dilakukan adalah hadirnya Hari Kebaya Nasional yang telah disahkan lewat Keppres No 19 Tahun 2023 dan diperingati setiap 24 Juli. Organisasi perempuan dijelaskan Lana juga membantu pemasaran, promosi, dan berbagai acara pameran yang meningkatkan penjualan produk-produk wastra.

"Kami juga sering mengadakan pengembangan keterampilan bagi pelaku usaha wastra supaya produk lebih bersaing. Salah satunya teknik pengambilan foto, bagaimana angle yang baik dan pencahayaan, bahkan mengoptimalkan fitur pada smartphone. Karena sering terjadi, produk yang aslinya berkualitas baik, namun ditampilkan kurang menarik," papar Lana.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya