Turunkan Jenazah Pendaki dari Gunung Everest, Profesi Ini Dibayar Miliaran Rupiah

Sherpa.
Sumber :
  • Instagram.com

VIVA Tekno – Ketinggian Gunung Everest adalah 8.848,86 meter (29.031,7 kaki) di atas permukaan laut menurut nepalmotherhosetreks.com, ternyata menjadi salah satu tempat paling mengerikan di dunia.

Jasad Ibu dan Dua Anak Korban Longsor di Garut Ditemukan

Bagaimana tidak, memiliki pemandangan yang luar biasa indah, siapa sangka tempat ini ternyata bisa memakan banyak korban di dunia.

Menyandang predikat gunung tertinggi di dunia membuat Everest ini menjadi tempat paling didambakan bagi banyak pendaki. Tapi, sayangnya, banyak pendaki yang meregang nyawa alias meninggal dunia di tempat.

Jasad Wanita Open BO yang Dibunuh Hanyut Dibuang di Kali Bekasi Hingga ke Pulau Pari

Mungkin banyak dari Anda yang berpikir, bagaimana menurunkan jenazah para pendaki yang meninggal dunia di atas Gunung Everest?

Profesi Sherpa Dibayar Fantastis

Kondisi Mayat Perempuan Dalam Koper di Cikarang Bekasi: Kepala Remuk Bibir Pecah

Akun Instagram @catatanentrepreneur baru-baru ini menyebutkan bahwa seseorang yang bertugas menurunkan jenazah atau jasad para pendaki yang meninggal dunia di Everest itu disebut dengan Sherpa.

Tugas Sherpa, sesungguhnya tidak mudah dilakukan oleh setiap orang dan hanya orang-orang tertentu saja yang bisa melakukannya.

Sherpa mampu menurunkan para pendaki dengan apapun kondisinya. Dan faktanya, profesi sebagai Sherpa ini ternyata menjadi salah satu profesi dengan gaji tertinggi di dunia. Mungkin tak banyak yang tahua apa itu Sherpa?

Ini merupakan nama salah satu suku di Nepal dan Tibet yang hidup di lereng-lereng pegunungan Himalaya. Namun karena popularitasnya sebagai penyelamat pendaki Gunung Everest, sherpa jadi nama profesi mereka.

Mereka yang beprofesi sebagai seorang Sherpa nantinya akan dipanggil dengan nama depan mereka, contohnya saja adalah sherpa terkenal yakni Gelje Sherpa. Sherpa sendiri dikenal sebagai pemandu pendakian di Gunung Everest.

Tugas Sherpa di Pegunungan

Sherpa sendiri bertugas untuk membantu pendaki-pendaki Gunung Everest untuk bisa mendaki hingga mereka akhirnya bisa turun lagi dari puncak dengan selamat pastinya. 

Suku Sherpa sendiri dikenal karena memiliki metabolisme khusus yang membuat mereka berbeda dan spesial dibandingkan dengan manusia lainnya. Salah satu profesor biologi dari Universitas California, Amerika Serikat mengatakan jika fisik seorang sherpa sudah beradaptasi sedemikian rupa dengan ketinggian Everest, misalnya oksigen yang menipis.

Sherpa sendiri disebut memiliki EPAS1 atau yang biasanya disebut dengan 'gen atlet super'. EPAS1 ini berfungsi untuk mengatur produksi hemoglobin dalam tubuh, memungkinkan efisiensi yang lebih besar di tubuh sherpa dalam mengonsumsi oksigen.

Sebelum dikenal sebagai pendaki dan penakluk Gunung Everest, Sherpa sendiri kebanyakan bekerja sebagai penggembala ternak, penenun hingga petani dataran tinggi. Kehidupan Suku Sherpa akhirnya berubah 180 derajat ketika Everest akhirnya jadi tempat wisata sejak awal 1900.

Dengan pekerjaan yang dinilai sangatlah ektrem itu gaji seorang sherpa pun tak main-main. Dilaporkan jika seorang sherpa yang disewa secara pribadi akan dibayar lebih dari US$ 5.000 atau sekitar Rp79,7 juta.

Sedangkan sherpa yang disewa khusus untuk bongkar muat akan dibayar mulai dari US$ 3.000 atau sekitar Rp47,8 juta. Untuk sherpa yang disewa untuk menyediakan layanan memasak akan dibayar sekitar US$ 2.000 atau sekitar Rp31,8 juta.

Sherpa di Gunung Everest

Photo :
  • Instagram.com

Lebih lanjut, ada sherpa khusus yang disewa untuk menurunkan jasad pendaki yang meninggal di Gunung Everest memiliki gaji terbilang fantastis.

Seperti diketahui, banyak sekali pendaki Gunung Everest yang akhirnya meninggal di dunia karena tidak kuat dengan kondisi yang ada di sana. Kebanyakan jasad meninggal dunia di sana, namun ada juga jasad yang diturunkan.

Pekerjaan menurunkan jasad yang sudah membeku dan memiliki berat yang tak perlu diragukan lagi tentu jadi pekerjaan yang mempertaruhkan nyawa bagi sebuah profesi sherpa sendiri. Di mana, menurut keterangan dalam video tersebut diungkapkan, bahwa profesi sherpa ini dibayar mulai US$ 40.000 hingga US$ 80.000 atau setara Rp637,8 juta hingga Rp1,275 miliar per jasad yang bisa diturunkan.

Bahkan ada yang melaporkan jika gaji sherpa untuk menurunkan jasad dalam sekali pendakian ini angkanya bisa mencapai Rp1,7 miliar atau hampir 2 miliar.

Bahkan, ada salah satu kisah penurunan jasad tersulit yang disampaikan oleh presiden Asosiasi Pendaki Gunung Nepal, Ang Tshering Sherpa. "Salah satu penurunan mayat yang paling sulit adalah dari ketinggian 8.700 meter, di dekat puncak," ucap Ang Tshering.

"Jasad itu benar-benar beku dan beratnya 10 kg serta harus dipindahkan dari tempat yang sulit di ketinggian itu," terangnya.

Reaksi Warganet

Viralnya sebuah unggahan video yang memperlihatkan momen seorang sherpa sedang membantu pendaki yang meninggal dunia di tempat pun langsung menuai banyak reaksi warganet di media sosial.

“Niat evakuasi jasad eh malah saya yg di evakuasi,” ungkap lainnya.

“Itu 1,7 M per orangkan gas lah klo per orang, butuh duit cepat sya, pen nikah dan punya rumah sendiri, usia dah mau 30 ini,” tulis lainnya.

“Resikonya juga ngeri sih,” tulis pengguna lain.

“Siap ambel gajian turun gunung udah ditungguin sama begal,” timpal lainnya.

“Nyawa Taruhannya,,, resiko naik ke Everest cukup besar,” kata lainnya.

“Pengen ngelamar kerja jd penurun jasad, takutnya malah gwe yg jadi jasad disana,” tulis lainnya.

 


 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya