Geger Ratusan Polisi, Tentara dan PNS Kompak Mundur, Ibu Kota Rusuh

Ilustrasi kerusuhan dan penjarahan.
Sumber :
  • DW

Port Moresby – Ratusan personel polisi dan tentara, staf penjara, hingga pegawai negeri sipil (PNS) kompak resign atau mengundurkan diri dari pekerjaan mereka. Akibatnya, terjadi kerusuhan dan penjarahan di ibu kota.

MAKI Kirim Surat ke Nurul Ghufron, Minta Bantuan Mutasi ASN di Papua ke Jawa

Hal ini terjadi di Papua Nugini. Bahkan, Perdana Menteri James Marape sampai mengumumkan keadaan darurat selama dua minggu di ibu kota Port Moresby setelah aksi penjarahan meluas sehingga menyebabkan 15 orang tewas.

Perintah tersebut isinya menyatakan bahwa lebih dari 1.000 personel aparat keamanan disiagakan untuk turun langsung jika diperlukan.

Tentara Israel Jatuh Cinta ke Intel Iran yang Nyamar Jadi Wanita, Bocorkan Rahasia Militer

Marape mengaku saat ini dirinya berada di bawah tekanan. Setidaknya, baru 180 personel paramiliter dikerahkan setelah kerusuhan dan penjarahan kian meluas, seperti dilansir dari Deutsche Welle, Jumat, 12 Januari 2024.

Komjen Fadil Pimpin Pengamanan Ajang World Water Forum di Bali, 5.791 Polisi Dikerahkan

Perdana Menteri Papua Nugini, James Marape

Photo :
  • Sydney Morning Herald

“Ketegangan di ibu kota sudah mereda. Petugas kepolisian tidak bekerja kemarin (Rabu) dan orang-orang melakukan pelanggaran hukum – tidak semua orang, tapi di beberapa wilayah,” jelas Marape.

Kerusuhan meletus di Port Moresby pada Rabu lalu setelah ratusan petugas polisi, tentara, staf penjara, dan pegawai negeri sipil (PNS) kompak resign atau mengundurkan diri sebagai bentuk protes atas perselisihan gaji yang mereka terima.

Toko-toko dijarah dan gudang-gudang dibakar. Lalu, kerusuhan serupa juga dilaporkan terjadi di kota terbesar kedua di negara tersebut, Lae. Televisi pemerintah menunjukkan adanya ribuan orang di jalan-jalan ibu kota Port Moresby.

Banyak dari mereka membawa barang dagangan yang tampaknya dijarah ketika asap hitam mengepul. Australian Broadcasting Corporation melaporkan jika kerusuhan telah menewaskan sedikitnya 15 orang di Port Moresby dan Lae.

Banyak toko dan layanan perbankan tetap tutup karena pemilik usaha memperbaiki kerusakan dan takut akan kerusuhan yang berlanjut. Pemerintah Papua Nugini mengaitkan pemotongan gaji terhadap polisi, tentara hingga PNS sebagai kesalahan administratif.

Kerusuhan Papua Nugini

Photo :
  • DW

Ketegangan di negara tetangga Indonesia ini meningkat di tengah tingginya pengangguran dan meningkatnya biaya hidup.

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese sampai mengimbau agar tetap tenang. Ia mengatakan jika pemerintahnya belum menerima permintaan bantuan apapun dari Papua Nugini – negara berpenduduk 10 juta jiwa merupakan wilayah Pasifik Selatan dengan jumlah penduduk terbesar setelah Australia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya