Kebutuhan Cloud di Indonesia akan Tumbuh 40%

Cloud Computing
Sumber :
  • ascendtraining.com

VIVAnews - Layanan komputasi awan (cloud) diperkirakan terus tumbuh, khususnya di Indonesia. Pertumbuhan ini seiring kebutuhan akan akses daring (online) yang kian besar. 

Berdasarkan riset global dari Gartner 2012 lalu, Budhi Wibawa, CEO PT. Cyberindo Mega Persada (CBNCloud), Selasa 12 November 2013, mengatakan kebutuhan komputasi awan di Indonesia pada 2016 mendatang akan meningkat 40 persen dari kebutuhan saat ini.

Gus Yahya Sebut Prabowo-Gibran Merupakan Bagian dari Keluarga Besar NU

"Itu angka konservatif. Kenaikan itu didorong oleh kebutuhan saat ini," ujar Budhi usai peluncuran produk komputasi awan besutan CBNCloud di Hotel Mulia, Senayan Jakarta.

Ia melanjutkan dorongan itu yakni kebutuhan penggunaan teknologi informasi yang kian besar. "Saat ini semua hal dilakukan serba go online," jelasnya. Kondisi menyebabkan munculnya kebutuhan data yang kian besar.

Selanjutnya, kenaikan komputasi awan menurutnya juga didorong oleh edukasi pasar yang kian cerdas di kalangan pengguna. Budhi melihat pengguna saat ini sudah selektif dalam menggunakan solusi komputasi awan.

"Orang kini mulai pintar menggunakan platform, dia pilih yang biaya efisien, mana yang bisa sesuai kebutuhan misalnya skema pay as you grow," kata dia. Potensi peluang pasar itu disambut CBNCloud dengan merilis layanan komputasi awan yang mengadopsi teknologi arsitektur Badan Antariksa AS (NASA), OpenStack.

Budhi yakin dengan kualitas besutan badan antariksa itu bisa meyakinkan peminat solusi komputasi awan. "Karena ini dikembangkan secara open source dan harga yang kompetitif, kami yakin pelanggan kami jadi double, jadi 1200 pelanggan pada 2014," ujar dia.

Saat ini pelanggan komputasi awan CBNCloud di Indonesia mencapai 600 perusahaan, mulai dari portal berita, enterprise, UKM, start up.

Bugatti Veyron edisi spesial

Polisi Gerebek Pameran Otomotif dan Sita 4 Mobil Rp48 Miliar

Mobil-mobil yang merupakan bagian dari seri Les Legendes de Bugatti dan sangat langka, masing-masing bernilai jutaan dolar Amerika Serikat itu diduga terkait dengan skand

img_title
VIVA.co.id
28 April 2024