Aplikasi Bahaya Korsel Serang Tiongkok

Ilustrasi malware.
Sumber :
  • uk.reuters.com

VIVAnews - Pemimpin global di bidang keamanan cloud mengungkapkan aplikasi berbahaya yang telah menyerang 200 ribu ponsel pintar di Korea Sealtan kini telah menyerang Tiongkok.

Bobby Nasution Tunjuk Pamannya Jabat Plh Sekda Medan, Ini Penjelasan Benny Siregar

Penyebaran aplikas bahaya ini meningkatkan risiko kerugian finansial dan data konsumen di pasar mobile gaming Asia yang tengah tumbuh pesat.

Dari penelusuran jejak-jejak serangan, para pakar ancaman Trend Micro mengungkap penjahat siber yang melancarkan serangkaian serangan itu mengemas ulang aplikasi bajakan dan menyisipkan kode-kode berbahaya di dalamnya. Selanjutnya menyebarluaskannya melalui app stores pihak ketiga, situs Bittorent dan forum-forum internet.

Disebutkan penjahat siber paham konsumen di Asia begitu menyukai mobile gaming. Hal ini seperti terlihat dari jajak pendapat online yang diselenggarakan oleh Trend Micro.

"Bahwa satu dari dua orang yang disurvei ternyata memainkan game mobile setiap hari dari perangkat mereka," ujar Paul Oliveria, Technical Communications Manager of Trend Labs, Trend Micro dalam keterangan tertulis, Kamis 21 November 2014.

Meningkatnya aktivitas penggunaan perangkat mobile memancing para penjahat siber untuk menjadikan pengguna sebagai sasaran empuk aksi mereka yang kini telah menjadi semakin agresif.

“Serangkaian serangan lintas batas yang dilancarkan para penjahat dunia maya ke Korea Selatan dan Tiongkok membuktikan betapa semakin canggihnya kejahatan dunia maya yang terorganisasi," tambahnya.

Hal ini juga menunjukkan bagaimana ambisi para penjahat dunia maya memperluas serangan mereka dan membidik korban-korban baru secara lintas batas.

Trend Micro menemukan pada awalnya, aplikasi berbahaya diunduh melalui beragam sumber pengunduhan pihak ketiga mulai menjalankan layanan latar belakang yang terhubung ke server-server email tertentu.

Akun-akun email yang terhubung ke server itu akan menerima perintah-perintah terenkripsi dari pengirim yang memiliki akun yang dibuat melalui sebuah alamat IP di Jepang dan melakukan peretasan masuk dari sejumlah lokasi.

Rangkaian fakta itu dihasilkan dari jajak pendapat online yang diselenggarakan Trend Micro pada bulan Mei 2014 di Indonesia, Singapura, Malaysia, Filipina dan Thailand dengan responden sebanyak 2063.

Rafael Struick Kembali, Ini Kata Shin Tae-yong

Baca juga:

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo bersama Presiden KSPSI Andi Gani Nena Wea

Andi Gani Buka Suara soal Ditunjuk Jadi Staf Ahli Kapolri 

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI), Andi Gani Nena Wea buka suara soal penunjukannya sebagai staf ahli Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

img_title
VIVA.co.id
1 Mei 2024