Reputasi Fintek Buruk Gara-gara Peminjam Enggak Bisa Bayar Utang

Director of Corporate Affairs and Public Relation Akulaku, Anggie Setia
Sumber :

VIVA – Director of Corporate Affairs and Public Relation Akulaku Indonesia, Anggie Setia Ariningsih mengatakan, finansial teknologi di Indonesia diawali dengan pemberitaan yang negatif, khususnya pada 2018. Misalnya ada beberapa masyarakat yang aji mumpung, meminjam secara berlebihan dan tidak bisa membayar. 

Baznas Sediakan Layanan Kesehatan di Sekolah Informal Pemulung

"Begitu enggak bisa membayar, mereka mengadu dan yang jelek malah yang memberi pinjaman. Kita berusaha melakukan pembicaraan dengan industri, bagaimana biar enggak ada lagi yang seperti itu. Keputusannya kasih financial education," katanya di bilangan Kebayoran, Jakarta Selatan, Senin, 1 Juli 2019.

Saat ini perusahaan Akulaku tengah melakukan edukasi keuangan dengan melakukan roadshow di 12 kota di Indonesia. Selain dari sisi masyarakat, ada juga faktor lain, oknum yang membuka praktik ilegal. Anggie di kesempatan ini juga memberikan beberapa tips agar masyarakat tidak mudah jatuh kepada layanan keuangan ilegal. 

Terungkap Alasan Gen Z Rentan Terjerat Investasi Bodong, Ini Kata Pakar

"Cari tahu dulu apakah platform itu terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan, cek di www.ojk.go.id. Pinjam harus sesuai dengan kebutuhan. Kalau enggak butuh, enggak usah pinjam. Dilihat juga bunganya berapa. Menurut financial planner harusnya 30-40 persen dari gaji kita," ujarnya. 

Sementara itu, Akulaku juga memberlakukan sistem untuk antisipasi penipuan dari pihak peminjam, di antaranya menyediakan beberapa proses checking, dengan melibatkan tim dan sistem antifraud. Keduanya akan berkolaborasi untuk mengidentifikasi data peminjam, seperti pengecekan KTP, foto hingga individu itu sendiri. 

Ini Dokumen yang Wajib Dibawa Debt Collector Pinjol saat Menagih

Platform Akulaku memiliki beberapa layanan, seperti e-commerce, multifinance online dan peer-to-peer lending. Perusahaan telah menggelontorkan pinjaman hingga Rp9,8 triliun pada 2018, dan terhitung pada awal tahun ini mencapai Rp1,5 triliun per bulan. 

"Pertumbuhan pengunduh Akulaku 100-200 persen. Tahun 2018 ada 15 juta downloader, lalu dari Januari sampai Juni sudah ada 20 juta downloader. Kemudian untuk target pinjaman mudah-mudahan bisa naik 2-3 kali lipat, Insya Allah tercapai," tutur Anggie. (ann)

UOB Media Literacy Circle

Rendahnya Literasi Keuangan Picu Meningkatnya Korban Pinjol Ilegal

Tingkat Literasi keuangan yang rendah di Indonesia bagaikan bom waktu yang siap meledak. Hal ini terbukti dengan semakin maraknya kasus masyarakat yang terjerat pinjol

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024