Mahasiswa Indonesia yang berbasis di Silicon Valley Bangun Platform Masa AI

Dua anak muda dari Indonesia bangun platform Masa AI.
Sumber :
  • Instagram @davynsudirdjo.

VIVA – Mahasiswa Indonesia di Stanford dan Berkeley, California, Amerika Serikat (AS) rilis teknologi kecerdasan buatan (AI/artificial intelligence) yang mereka sebut sebagai Masa AI yang akan fokus pada AI di bidang pendidikan.

Tak Ciut dengan Gempuran AS, Houthi Mengganas Beri Perlawanan Sengit

Dua sosok dibaliknya adalah Jason Sudirdjo (20), mahasiswa Berkeley, dan kakaknya, Davyn Sudirdjo (22), lulusan master Stanford Symbolic Systems dengan fokus di AI. Satu nama lagi adalah Wilson Liang (23), warga AS lulusan master Stanford Computer Science yang juga fokus di AI.

Masa AI adalah perusahaan solusi AI pertama di Indonesia dengan 2 unit bisnis dalam vertikal yang berbeda, efisiensi bisnis besar dan pendidikan. Mereka menawarkan Solusi berbasis AI yang disesuaikan dengan kebutuhan bisnis.

Daftar Deretan Kampus Besar di Amerika Serikat yang Demo Dukung Palestina

Dalam tahap awal, mereka akan fokus pada teknologi pendidikan dan pengembangan tenaga kerja Indonesia yang berbasis kecerdasan buatan, seperti dikutip VIVA Digital dari keterangan resminya.

Dengan sumber daya dari Silicon Valley, Masa AI bertujuan untuk meningkatkan keterampilan 150 juta pekerja dan 50 juta siswa Indonesia, dimulai dengan kemampuan Bahasa Inggris. Dua produk yang dilahirkan adalah JennieTest dan JennieSpeak.

Menggenggam Kilau Emas, Kisah Inspiratif Yoki Hardian Tenggara

JennieTest dapat digunakan untuk berlatih TOEFL, IELTS, UTBK-SBMPTN dan bahasa Inggris umum, termasuk tes diagnostik cepat. AI akan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan, memberikan soal latihan tak terbatas, simulasi full test tak terbatas, materi pembelajaran tak terbatas yang semuanya disesuaikan dengan kebutuhan siswa.

Menariknya, terdapat robotutor 24/7 real-time atau tutor robot yang bisa ditanya apapun. Sementara JennieSpeak adalah pelatih berbicara lengkap yang dapat mendeteksi pengucapan  dan intonasi, ritme dan tempo, serta akurasi tata bahasa dan kosakata, sehingga meningkatkan kemampuan berbicara pengguna.

Teknologi kecerdasan buatan meniru cara kerja otak manusia. Gambar dari © arthead – stock.adobe.com

Photo :
  • vstory

JennieTest bisa diakses dengan harga berlangganan hanya Rp19.000 per dua minggu, dan dapat digunakan tanpa batas. Sedangkan JennieSpeak dibanderol Rp2.500 per praktek berbicara.

Ini diklaim 95 persen lebih murah dibandingkan jutaan rupiah yang biasanya dihabiskan setiap bulan di antara semua kelas zoom, video lessons, subscriptions, past papers, dan textbooks.

Masa AI beroperasi melalui model B2B, di mana mereka bermitra dengan sekolah, platform edutech, dan perusahaan multinasional, serta model D2C untuk pengguna individual yang dapat berlangganan secara langsung.

Indonesia secara konsisten tertinggal dalam matematika, membaca, dan ilmu pengetahuan. Pada 2022, EF menempatkan Indonesia di peringkat 81 dari 111 negara untuk English Proficiency, jauh di belakang negara-negara Asia Tenggara lainnya seperti Filipina, Vietnam, dan Malaysia.

Lebih parah lagi, studi World Bank 2018 mengungkapkan hampir 60 persen guru Indonesia bahkan tidak memiliki akreditasi. Masa AI menyediakan alternatif berkualitas dengan biaya jauh lebih murah, memastikan bahwa pendidikan dapat diakses oleh semua orang Indonesia di seluruh kepulauan.

Menurut Co-CEO Davyn, mereka tidak hanya mendidik orang Indonesia tapi juga menawarkan impian di mana Indonesia dapat bersaing di panggung global dalam riset dan teknologi.

"Tetapi untuk sampai di sana, kita harus terlebih dahulu memastikan orang Indonesia unggul dalam keterampilan paling dasar di dunia, berbahasa Inggris. Dengan melakukan ini, kami berharap melihat lebih banyak orang Indonesia belajar di luar negeri, berinovasi, dan mendorong negara kita maju," ujar Davyn.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya