Hebatnya Lalat Tentara Hitam Si Pemakan Sampah

Lalat tentara hitam.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Semakin banyaknya populasi manusia, menyebabkan jumlah sampah di dunia juga meningkat. Sebagian ada yang sifatnya organik, sementara sisanya harus melewati proses pengolahan supaya tidak mencemari lingkungan.

Buku Citarum Harum Diluncurkan dalam Rangkaian Acara World Water Forum

Supaya dapat digunakan kembali, sampah organik juga harus melewati proses daur ulang. Caranya bermacam-macam, mulai dari memakai teknik fermentasi yang menghasilkan banyak sekali cairan berbau tidak sedap, hingga memanfaatkan hewan khusus.

Hewan yang dimaksud adalah Black Soldier Fly, atau yang dikenal dengan nama lalat tentara hitam. Hewan yang memiliki sayap ini menjadikan sampah makanan sebagai bahan asupan mereka.

Tinjau TPPAS Lulut Nambo, Sekda Herman Suryatman Sebut Operasionalisasi Diperkirakan Akhir Juni 2024

Dilansir dari Biomedcentral, Jumat 6 Agustus 2021, lalat tentara hitam memiliki mulut yang kuat untuk mengunyah dan perut dengan enzim spesial yang tidak dimiliki hewan sejenis lainnya.

Sistem metabolisme lalat ini saat berbentuk larva akan mengubah sampah organik menjadi asupan, dengan kandungan 40 persen protein dan 30 persen lemak. Nantinya, larva ini yang kemudian dijadikan sebagai pakan ternak.

Heru Budi Mau Buat Pulau untuk Buang dan Mengolah Sampah

Lalat tentara hitam untuk mengolah sampah organik.

Photo :
  • Korindo

Uniknya, teknik yang disebut dengan istilah Vermicomposting ini sudah diterapkan di Indonesia, yakni oleh Korindo Group bersama dengan Forest for Life Indonesia (FFLI) dan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat. Ini merupakan bagian dari program Corporate Social Contribution mereka.

Hasil dari teknologi biokonversi dalam pengelolaan sampah organik tersebut, nantinya akan dikembalikan untuk pelestarian lingkungan dan kesejahteraan warga lokal.

Sekretaris Jenderal Yayasan Korindo, Seo Jeongsik mengatakan bahwa ada alasan khusus mengapa pihaknya menggunakan istilah CSC dan bukan Corporate Social Responsibility atau CSR.

“Korindo Group ingin lebih dari sekadar bertanggung jawab dalam melaksanakan kegiatan CSR. Kami ingin memberikan kontribusi. Hal ini menjadi penting, dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan kewirausahaan lokal secara berkelanjutan,” ujarnya.

Beberapa proyek CSC yang sudah mereka lakukan, yakni Program Kampung Hidroponik Pengadegan di Jakarta Selatan, konsep hidroponik dan aquaponik di tepi Sungai Ciliwung, Hutan Kota Korindo di Kabupaten Bogor, program area terbuka hijau di bekas Tempat Pemrosesan Akhir Pondok Rajeg, serta penghijauan Bukit Gendol.

Pengolahan sampah terintegrasi ala Startup Jangjo.

Mengolah Sampah dengan Sistem Desentralisasi

Startup yang fokus pada pengelolaan sampah zero waste asal Indonesia, Jangjo, membawa solusi pengelolaan sampah terintegrasi di kawasan Barat Jakarta.

img_title
VIVA.co.id
22 Mei 2024