Disdik Ambon: Kualitas Pendidikan Menurun saat Pembelajaran Jarak Jauh

Ilustrasi para siswa belajar online
Sumber :
  • VIVA/Andri Mardiansyah

VIVA – Dinas Pendidikan (Disdik) kota Ambon melakukan evaluasi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) siswa selama pandemi COVID-19.

Raih TKDN, LG Semakin Siap Dukung Digital Display Untuk Kebutuhan Bisnis dan Dunia Pendidikan

"Tidak bisa dipungkiri pandemi COVID-19 ini sangat berpengaruh bagi semua, termasuk kualitas pendidikan menurun terutama pada PJJ," kata Kepala Disdik kota Ambon, Ferdinand Tasso, Selasa (22/2).

Ia menyatakan, evaluasi yang dilakukan Disdik bersama seluruh kepala sekolah SD dan SM, terdapat penurunan kualitas pendidikan.

Adipati Dolken Berencana Gak Sekolahkan Anak, Netizen Setuju: Gak Kepake Juga Ilmunya

Di PJJ awal pandemi COVID -19 diketahui banyak hambatan siswa dan guru untuk menyesuaikan proses belajar daring, apalagi keterbatasan fasilitas siswa.

"Tetapi ketika diberlakukan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) antusias siswa, orang tua dan warga sekolah sangat luar biasa merespon PTMP, hal ini menandakan kerinduan siswa untuk kembali belajar di sekolah," katanya.

12 Tersangka Perundungan Siswa SMA Internasional di Tangsel Segera Diadili

Ia menjelaskan, ketika PJJ kedua diberlakukan akibat PPKM di kota Ambon, dampaknya tingkat kehadiran siswa tidak sama ketika PJJ pertama, antusias siswa semakin rendah.

Selain itu presentasi kehadiran lebih menurun dan tingkat kepedulian orang tua juga menurun dibanding sebelumnya. Hal ini menunjukkan manajemen pendidikan sudah mulai lebih berbahaya dari pemberlakuan PJJ awal.

Dia mengakui,  masih banyak kendala PJJ yakni bantuan pulsa kuota dari pemerintah sudah tidak ada lagi pada 2022, sebagian anak di sekolah tertentu tidak mempunyai gadget.

Kemudian saat PJJ siswa yang masuk di zoom tidak tampilkan gambar sehingga guru tidak atau apa yang sementara dilakukan, sehingga dari laporan kepala sekolah banyak orang tua yang meminta diberlakukan PTMT kembali.

"Karena itu kita mau mengusulkan ke Wali Kota Ambon pemberlakuan PTMT, tetapi keputusan ada pada pimpinan," ujarnya.

Faktor pendukung PTMT yakni, capaian vaksinasi anak usia 6-11 tahun dan usia 12-17 tahun cukup tinggi.

"Ada siswa dan guru yang sudah booster yakni SMP Santo Andreas ditunjang sekolah lain yang siswa dan guru sudah vaksin kedua menjadi syarat pertimbangan dibuka kembali PTMT," kata Ferdinand. (antara)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya