3 Rumah Adat Bangka Belitung yang Sarat Makna

Rumah Panggung Bangka Belitung
Sumber :
  • Tangkapan Layar: YouTube

VIVA Edukasi – Rumah adat Bangka Belitung mempunyai sisi unik dan filosofi yang menarik sebagai destinasi wisata. Bangka Belitung adalah salah satu provinsi yang letaknya berada di sebelah timur Sumatera. Selain keindahan lautnya yang menawan, Bangka Belitung juga mempunyai kekayaan budaya yang wajib dieksplor, terutama pengunjung dari luar daerah. 

Innalillahi, Personel Polda Banten Gugur Usai Jaga Jalur Wisata Anyer

Pada awalnya, provinsi yang satu ini adalah bagian dari Sumatera Selatan. Itulah sebabnya, karakteristik bangunannya hampir mirip dengan Sumatera Selatan. Selain itu, rumah adat Bangka Belitung ini juga mendapat pengaruh dari arsitektur rumah Melayu. Sebagai informasi, Melayu adalah suku mayoritas yang menghuni Bangka Belitung. 

Ada berbagai macam ragam arsitektur rumah adat Bangka Belitung ini, mulai dari arsitektur Melayu Awal, Melayu Bubung Panjang, dan Melayu Bubung Limas. Uniknya, di sejumlah rumah adat Bangka Belitung ini juga sering ditemukan arsitektur yang memuat unsur Tionghoa dan kolonial. Untuk lebih jelasnya, simak ulasan berikut ini yang dirangkum dari berbagai sumber. 

Arus Balik Lebaran, Baru 27 Persen Kendaraan Pribadi Kembali dari Sumatera ke Jawa

Rumah Panggung

Rumah Panggung Bangka Belitung

Photo :
  • Tangkapan Layar: YouTube
Polisi Pastikan Tak Ada Kemacetan di Aceh Meskipun Lokasi Wisata Penuh

Rumah adat panggung merupakan salah satu rumah adat yang mudah ditemukan di wilayah Sumatera karena adanya pengaruh dari budaya Melayu. Rumah tipe ini juga bisa ditemukan di kawasan Bangka Belitung.

Dibandingkan dengan rumah panggung lainnya, rumah adat Bangka Belitung ini memiliki ciri khas gaya arsitektur yang memadukan gaya Melayu Awal, Melayu Bubungan, dan Melayu Bubungan Limas. Bahan untuk membangun rumah panggung tradisional ini adalah material kayu, Riyan, bambu, daun kering, akar pohon, dan alang-alang.

Dimensi atap cukup tinggi dan bentuk bangunan sedikit miring. Rumah panggung adat Bangka Belitung memiliki jendela yang lebih banyak dibandingkan dengan rumah panggung pada umumnya. Sedangkan dindingnya terbuat dari bahan berupa batang pisang, bisa juga berupa papan kayu.

Jumlah total tiang yang ada di dalam bangunan tersebut secara keseluruhan mencapai 9 buah. Penomoran mengikuti adat nenek moyang masyarakat Bangka Belitung. Meski jumlah tiang di rumah adat ini banyak, sebenarnya hanya ada satu tiang sebagai tiang utama.

Tiang tersebut diletakkan di tengah rumah sebagai pondasi utama. Pada saat pembangunan rumah, tiang utama juga diletakkan terlebih dahulu, sedangkan tiang lainnya diatur dengan mengatur garis lintang atau bujur tiang utama.

Yang membuat rumah panggung adat Bangka Belitung ini unik adalah tidak menggunakan cat atau pewarna di dalam rumah. Dinding rumah juga dibiarkan apa adanya, tekstur atap datar tidak ada gelombang dan atapnya juga memiliki kemiringan yang cukup ringan.

Rumah adat Bangka Belitung ini masih bisa ditemukan pada tahun 1980-an namun sudah jarang terlihat saat ini. Rumah adat Panggung merupakan rumah adat yang mudah ditemukan di wilayah Sumatera. Hal ini karena adanya pengaruh dari kebudayaan Melayu. Rumah adat Bangka Belitung yang satu ini juga masih bisa ditemui di sejumlah wilayah. 

Hal yang membuat rumah panggung adat Bangka Belitung ini unik adalah tidak menggunakan cat atau pewarna di dalam rumah. Dinding rumah juga dibiarkan apa adanya, tekstur atap datar tidak ada gelombang dan atapnya juga memiliki kemiringan yang cukup ringan. Rumah adat Bangka Belitung ini masih bisa ditemukan pada tahun 1980-an namun sudah jarang terlihat saat ini.

Secara umum, rumah panggung khas di Bangka Belitung terdiri dari empat ruangan. Mulai dengan ruang depan yang digunakan untuk menjamu tamu. Rumah induk atau main house digunakan sebagai tempat berkumpulnya keluarga. Los adalah penghubung antara rumah keluarga dan kamar penghuni.

Ruang belakang digunakan sebagai tempat memasak, makan, toilet dan penyimpanan. Namun tidak semua rumah panggung sebenarnya memiliki pembagian ruangan. Karena hanya ada dua ruangan, pertama adalah ruang induk dan ruang depan. 

Rumah Limas

Rumah Limas.

Photo :
  • U-Report

Rumah adat Bangka Belitung ini memiliki nama yang sama dengan rumah adat Sumatera Selatan. Namun beberapa modifikasi dilakukan agar terlihat sedikit berbeda dengan rumah Limas di Sumatera Selatan. Tujuan dari tempat tinggal Limas ini disesuaikan dengan status sosial masyarakat.

Hal ini karena sebagian besar penghuni rumah tersebut adalah keturunan Kesultanan Palembang, pejabat pemerintah di Hindia Belanda, dan pengusaha kaya raya. Bentuk atap rumah adat Bangka Belitung berupa atap limas, sesuai dengan nama rumahnya.

Pengaruh budaya Melayu pada rumah adat di Lima terlihat dari gaya atap bergerigi panjang plussuzi di sisi kiri dan kanan atap. Adapun bahan konstruksi rumah adat limas ini menggunakan kayu berkualitas tinggi seperti kayu unglen atau kayu Merbau.

Salah satu contoh pemakaian dari kayu tersebut adalah digunakan pada dinding rumah. Material kayu sendiri merupakan filosofi bagi masyarakat Bangka Belitung. Kayu melambangkan kedekatan dengan alam dan kesederhanaan, namun ternyata ada juga sebagian pemilik rumah limas yang menggunakan tanah liat sebagai bahan atapnya.

Keunikan yang dimiliki oleh rumah adat Limas Bangka Belitung ini adalah terdapat dua tangga di sisi kiri dan kanan rumah. Tangga tersebut dipakai sebagai akses keluar dan juga masuk ke dalam rumah. Sehingga bisa menjadi ciri khas dari rumah limas.

Hal ini dikarenakan kebanyakan rumah hanya akan menggunakan tangga di bagian depan, bukan bagian samping rumah. Tidak hanya itu, keunikan lain dari rumah di Limas adalah lantai rumah memiliki ketinggian yang berbeda-beda. Perbedaan ini disebut bengkilas.

Biasanya kamar di lantai paling atas akan digunakan untuk hajatan. Tidak hanya itu, di lantai tertinggi juga dibuat untuk para tamu yang istimewa. Sementara di lantai dengan tingkatan yang tidak terlalu tinggi maka akan dipakai untuk para tamu yang berasal dari kalangan biasa. 

Rumah Rakit

Rumah Rakit Bangka Belitung

Photo :
  • Tangkapan Layar: YouTube

Rumah adat Bangka Belitung yang terakhir disebut dengan rumah Rakit. Rumah adat yang satu ini sebetulnya sudah ada sejak masa kerajaan Sriwijaya. Bahkan, pada awalnya rumah adat ini dipakai sebagai rumah singgah untuk orang-orang yang berasal dari Inggris, Belanda, China, Spanyol, dan sejumlah negara lain yang pernah datang ke wilayah tersebut. 

Tidak hanya itu, ada pula yang menyebut bahwa rumah adat Bangka Belitung ini juga dipakai sebagai gudang penyimpanan barang dagangan milik Belanda. Sehingga dapat dikatakan bahwa rumah rakit ini tidak hanya sekedar digunakan sebagai rumah tinggal, tapi juga dipakai sebagai tempat untuk kegiatan ekonomi. 

Nama rumah adat satu ini diambil dari ciri-ciri rumah yang dibangun di atas rakit sehingga dinamakan sebagai Rumah Rakit. Masyarakat setempat yang tinggal di rumah ini meyakini bahwa sungai adalah sumber mata pencaharian dan juga sumber kehidupan. Sehingga dengan tinggal di bantaran sungai mereka akan memperoleh berkah dan rezeki yang melimpah. 

Rumah rakit ini terbuat dari bahan material bambu yang mana bambu yang dipakai bukan bambu biasa. Mereka hanya menggunakan bambu manyan yang memiliki ukuran lebih besar dari bambu biasanya. Hal ini karena bambu yang memiliki ukuran lebih besar memiliki daya apung yang bagus sehingga cocok utuk dipakai sebagai rumah rakit. 

Tidak hanya memakai bambu, tapi rumah rakit juga bisa terbuat dengan memamakai balok kayu. Yang mana jenis kayu yang digunakan ini sangat mudah ditemukan di Kawasan hutan Bangka Belitung. Sementara dinding rumah terbuat dari bahan material papan kayu atau cacahan bambu yang dianyam dan dijuluki dengan pepuluh. 

Sementara atap rumah ini terbuat dari daun nipah kering dan juga rotan yang dipakai sebagai pengikat antara atap dan dinding. Sementara dari segi arsitektur rumah ini masih dipengaruhi budaya Melayu dan sedikit budaya Tionghoa. Meski rumah ini berada di atas permukaan air, tapi ketahanan rumah ini terbilang cukup lama. 

Nikmati promo liburan ke Malang s.d. Rp 2 juta di Traveloka App

Mengintip Keindahan Alam Malang: Air Terjun, Gunung, dan Pantai

Nikmati promo liburan ke Malang s.d. Rp 2 juta* dan fitur fleksibilitas untuk berbagai produk Travel (Tiket Pesawat, Hotel dan Xperience) di Traveloka App.

img_title
VIVA.co.id
17 April 2024