Guru SMKN 1 Taliwang Dilaporkan Usai Pukuli Siswa yang Tak Mau Sholat

Guru honorer SMKN 1 Taliwang, Sumbawa, Akbar Serosa
Sumber :
  • Instagram

Sumbawa – Guru honorer SMKN 1 Taliwang, Sumbawa, Akbar Serosa dilaporkan ke polisi oleh orang tua murid yang tidak terima anaknya dipukul lantaran tidak mau mengikuti kegiatan sholat berjamaah di sekolah.

Gibran Bagi-Bagi 1.100 Sepatu Gratis ke Siswa Miskin di Solo: Ini CSR, Bukan dari Saya

Dikabarkan, Akbar merupakan guru Agama Islam di SMKN 1 Taliwang. Dia menjadi terdakwa atas laporan orang tua yang tak terima anaknya dipukul. Akbar melakukan tindakan disiplin karena siswa tersebut tidak mau diajak sholat berjamaah yang telah menjadi program sekolah.

Ilustrasi kekerasan.

Photo :
  • Pixabay
Viral, Pria Gorontalo Temani Jenazah Ayah di Dalam Keranda untuk Terakhir Kali

Ketua Komite SMKN 1 Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), Mustakim Patawari meminta majelis hakim Pengadilan Negeri Sumbawa membebaskan Akbar Sarosa dari semua tuntutan hukum.

“Tindakan Akbar untuk mendisiplinkan siswanya agar patuh pada program sekolah. Lagipula pukulannya tidak berakibat cidera berat atau cacat permanen,” ujar Mustakim dilansir dari Instagram @terang_media, Jumat 6 Oktober 2023.

MTsN 1 Pati Kirim Tiga Siswa ke Thailand untuk Olimpiade Matematika Internasional

“Karena itu, kami mohon kepada majelis hakim sebagai benteng terakhir keadilan melihat kasus ini dengan mata hati. Kami mohon Akbar Sarosa diberi kebebasan,” sambungnya

Menurut Mustakim bila Akbar sampai divonis bersalah, maka menjadi preseden buruk bagi profesi guru.  Kasus Akbar ini, kata dia, harus menjadi yang pertama dan yang terakhir. Tak boleh ada lagi tindakan guru yang berniat mendidik diproses hukum. 

“Hari ini Akbar yang jadi korban. Mungkin besok atau lusa guru Siti, guru Aminah, guru Ahmad yang dilaporkan. Kalau seperti ini, saya khawatir tidak ada yang mau jadi guru.” kata dia

“Begitu juga guru, akan hilang kepeduliannya pada anak didik. Guru akan masa bodoh. Terserah, apakah muridnya mau pintar, berakhlak atau bodoh. Kalau begini, bahaya bagi dunia pendidikan,” pungkasnya

Pihak sekolah bersama PGRI dan Asosiasi Guru Agama Islam Indonesia (AGAII) menyampaikan pernyataan sikap kepada Ketua PN Sumbawa berisi tiga tuntutan, yakni membebaskan Akbar Sarosa dari semua tuntutan hukum, memberi perlindungan hukum bagi profesi guru dan tolak semua bentuk kriminalisasi pada profesi guru.

Ilustrasi siswa SMA.

Photo :
  • Dokumen SMAN 3 Yogyakarta
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya