Tantangan Desainer RI Bawa Busana Syar'i ke Eropa: Disangka Teroris

Founder Jawhara Fashion, Cynthia Mahendra
Sumber :
  • VIVA/Bimo Aria

VIVA – Tren busana syar'i sebagai bagian dari fashion telah banyak digemari masyarakat Indonesia sejak beberapa tahun lalu. Banyak perempuan kini tak lagi hanya mengenakannya untuk acara keagamaan, melainkan juga di sejumlah kesempatan. 

Intip Tren Fashion 2024-2025 di MUFFEST+ Media Viewing!

Tapi, membawa dan memperkenalkan busana syar'i Tanah Air ke Benua Eropa, yang mayoritas penduduknya bukan beragama Islam, tentu membutuhkan tantangan tersendiri. Hal ini yang dirasakan oleh Founder Jawhara Fashion, Cynthia Mahendra, saat memperkenalkan busana syar'i ke Eropa. 

"Memang ya enggak jarang kita temukan orang yang open minded yang menerima busana kita itu dengan hal positif, ada juga yang melihat kita mungkin dianggap kita adalah golongan-golongan tertentu, mungkin dianggap sebagai teroris juga, sering saya mendapatkan perilaku seperti itu," ungkap Cynthia, saat ditemui pada konferensi pers, Jawhara Syar'i Goes to Amsterdam Modest Fashion Week, di Thamrin, Senin, 9 Desember 2019. 

Tren Fashion Muslim 2024: Personal, Loose, dan Berkelas

Namun, ia mengungkapkan bahwa seiring berjalannya waktu mulai banyak masyarakat Eropa yang menerima busana syar'i sebagai fashion sehari-hari. Cynthia melanjutkan, bahwa banyak masyarakat Indonesia yang juga mulai nyaman menggunakannya untuk keseharian. 

"Jadi bukan sesuatu hal baru lagi, mulai sedikit demi sedikit diterima dan mereka tahu ini adalah baju muslim yang seperti layaknya baju muslim kita biasa," kata Chyntia. 

JMFW 2024 Resmi Digelar, Kemendag Minta Masyarakat Konsisten Promosikan Produk Lokal

Alasan mereka juga mulai mau menggunakannya karena baju syar'i yang diperkenalkan oleh Chyntia juga cukup unik dan berbeda. Dalam Amsterdam Modest Fashion Week’ nanti, ia juga akan menampilkan 10 koleksi terbaru dengan tema Once Upon A Time. 

"Konsep ala negeri dongeng ini terinspirasi oleh landscape dan arsitektur bangunan di negara-negara Eropa yang sering kali muncul sebagai latar di dalam cerita-cerita dongeng," kata dia. 

Untuk koleksi ini ia menjadikan bunga-bunga sebagai daya tarik yang sejalan dengan ciri khas dan gaya dari negara-negara di Eropa, salah satunya di negara kincir angin, Belanda. Seperti yang diketahui, Belanda memiliki bunga-bunga yang menjadi ikonik Iayaknya Royal Garden. 

"Saya harapkan ini mampu membuka mata dunia bahwa pakaian syari layak diperhitungkan menjadi pakaian yang nyaman untuk dipakai dalam keseharian," kata dia. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya