Perpaduan Unik Kain Khas Palembang

Kain Palembang
Sumber :
  • Diza Liane/VIVA.co.id

VIVA.co.id – Palembang memiliki ragam keindahan alam, seni dan budaya yang berpotensi menarik para pelancong. Dari seni sendiri, nampak dari corak dan kain khas milik Palembang yang tidak bisa ditemui di tempat lain.

Tips Padu Padan, Outfit Lebaran dan Bukber Ala Dian Pelangi Pakai Songket

Griya Kain Tuan Kentang merupakan salah satu binaan usaha dari Bank Indonesia, yang kini dapat memproduksi banyak keragaman corak dan kain khas Palembang. Di dalamnya, dapat ditemukan banyak motif yang indah buatan para perajin lokal.

"Ada tiga macam kain yaitu Kain Songket, kain tajung, dan kain jumputan. Kain tajung, sebenarnya mirip dengan songket, hanya proses pembuatannya ditenun dengan alat tenun bukan mesin. Nah, yang paling diminati yaitu kain jumputan," ujar Ketua pembinaan usaha Griya Kain Tuan Kentang, Habibi, saat ditemui di Palembang, Selasa 22 Agustus 2017.

Jarum Hijau Pamer Kain Tenun NTB, Busananya Bak Artis Hollywood Liburan!

Pada kain jumputan, memiliki proses yang begitu panjang yakni 7 tahapan, dengan proses pembuatan selama satu bulan untuk satu kain sepanjang 2-4 meter. Untuk motif ditawarkan sangat beragam mulai dari Gajah Mada, mawar, ubur-ubur, cantik manis, hingga yang terbaru yaitu blongket.

Blongket merupakan perpaduan blongsong dan motif songket. Jadi, motif songket akan terpapar rapih di atas kain tenun blongsong. Selain itu, ada motif tujuh titik yang menjadi khas Palembang, yang tidak dapat ditemukan di wilayah Indonesia lainnya.

Monique Hardjoko, Perjuangkan Kain Tradisional agar Dicintai Anak Muda

Kain Palembang

"Untuk harga, tergantung dari tingkat kesulitan, ukuran, motif, dan bahannya. Kisarannya Rp100 ribu-Rp500 ribu, dan paling mahal tenun dan jumputan kisaran Rp650 ribu karena dua kali proses," tuturnya.

Sementara itu, Direktur Bank Indonesia, Rudy Hairudin ditemui di kesempatan yang sama, menjelaskan bahwa usaha kain ini mendapatkan peningkatan omzet yang signifikan. Sehingga, ia yakin, usaha kain di Palembang bisa berkembang dengan adanya penghasilan yang menjanjikan untuk para perajin lokal.

"Dua bulan pertama omzet mencapai Rp500 juta. Akan kami dampingi dari 3-5 tahun, setelahnya dilepas agar kemandirian terbentuk dan kita membina yang lain,” kata dia.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya