Berdasar Survei, Furnitur Kayu dari Sumber Yang Berkelanjutan Semakin Diminati

Ilustrasi furniture kayu.
Sumber :

JAKARTA – Kenaikan proyek-proyek bangunan hijau di seluruh dunia semakin mendorong popularitas furnitur yang ramah lingkungan, termasuk yang terbuat dari kayu dari sumber yang berkelanjutan. Adanya dorongan kuat dari pemerintah-pemerintah global untuk mendorong bangunan hijau sebagai langkah signifikan dalam mengurangi emisi karbon, telah ikut berkontribusi pada trend ini.

Industri Laboratorium Makin Kinclong, Lab Indonesia 2024 Soroti Hal Ini

Menurut data dari Dewan Bangunan Hijau Amerika Serikat (USGBC), terjadi peningkatan jumlah rumah dengan sertifikat LEED di Amerika Serikat sebanyak lebih dari 38% dari tahun 2018 hingga 2021. Kanada juga mencatatkan pertumbuhan signifikan dengan peningkatan lebih dari 155% rumah bersertifikat LEED selama periode yang sama. Scroll lebih lanjut.

Tidak hanya itu, survei dari Sustainable Furnishing Council pada tahun 2021 mengungkapkan bahwa hampir 97% responden menyatakan minatnya untuk membeli furnitur yang ramah lingkungan, asalkan harganya relatif kompetitif dan gaya desainnya sesuai. Wanita menunjukkan kecenderungan sedikit lebih tinggi dibandingkan pria dalam memilih furnitur yang ramah lingkungan.

Pariwisata Hijau dan Berkelanjutan Bakal Jadi Fokus Kemenparekraf

"Kami berharap kolaborasi antar desainer dengan pelaku usaha furnitur akan meningkatkan permintaan material kayu bersertifikasi FSC," kata Hartono Prabowo, Direktur Teknis FSC Indonesia.

Menciptakan Produk Berkelanjutan Bukan soal Ramah Lingkungan Saja

"Ini akan berdampak positif pada upaya pengelolaan hutan yang berkelanjutan di seluruh dunia, termasuk di Indonesia," tambahnya.

FSC, sebagai organisasi nir-laba yang berfokus pada pengelolaan hutan yang bertanggung jawab, menilai bahwa kayu merupakan salah satu bahan bangunan paling ramah lingkungan. Selain memiliki emisi karbon yang rendah, kayu juga bisa menyimpan karbon dalam waktu yang lama. Oleh karena itu, dengan desain dan teknologi yang tepat, kayu bisa menjadi material furnitur yang tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga kuat dan tahan lama.

Seminar FSC Sustainable Furniture

Photo :
  • ist

Ira Samri, Ketua Himpunan Desainer Mebel Indonesia (HDMI), menekankan peran desainer dalam keberhasilan ini. 

"Desainer mempunyai peran penting dalam memastikan produk yang berkelanjutan diterima pasar. Desain yang baik akan meningkatkan nilai produk, sehingga penting bagi desainer untuk memahami setiap komponen yang membentuk produk furnitur, terutama kayu yang berasal dari hutan berkelanjutan," ujarnya dalam Seminar FSC Sustainable Furniture yang diadakan pada tanggal 14 September 2023 di IFFINA ICE BSD.

Pasar global untuk furnitur ramah lingkungan sendiri diperkirakan akan terus tumbuh dari USD 46,88 miliar pada tahun 2022 menjadi USD 83,76 miliar pada tahun 2030, dengan tingkat pertumbuhan tahunan sekitar 8,6% dari tahun 2022 hingga 2030.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya