Ini yang Terjadi Pada Tubuh Ketika Menelan Permen Karet

Ilustrasi permen karet.
Sumber :
  • Pixabay/giesje

VIVA – Jika Anda mengonsumsi makanan biasa, tiga proses yang akan terjadi dalam tubuh untuk mengubah makanan tersebut menjadi bahan bakar alias energi. Yang pertama, tentu saja mengunyah, proses di mana Anda menghancurkan makanan menjadi potongan-potongan kecil dan lebih kecil lagi.

Benarkah Mengunyah Permen Karet Bisa Buat Orang Berhenti Merokok?

Sementara itu, saliva melapisi makanan yang Anda kunyah, memberikan enzim yang membantu menghaluskan makanan. Kemudian setelah ditelan, asam di dalam perut Anda akan mengubah potongan makanan yang tersisa menjadi semacam bubur halus agar makanan tersebut bisa masuk ke dalam sistem pencernaan dengan mudah.

Namun, aturan tadi tidak berlaku pada permen karet. Sebanyak dan selama apa pun Anda mengunyahnya, permen karet tidak bisa hancur menjadi potongan-potongan kecil. Demikian dilansir dari Tech Insider, Kamis, 17 Januari 2019.

7 Penemuan Menarik Ini Ternyata Diciptakan dari Kesalahan, Apa Saja?

Permen karet telah ada sejak lama, bahkan lebih lama daripada yang Anda kira. Suku Maya dan Aztec kuno memanen resin dari pohon sapodilla. Mereka kemudian mengeringkannya hingga menjadi apa yang disebut 'chaw', lalu mengunyahnya untuk menahan rasa lapar. Di masa itu, permen karet bahkan sudah sering dijadikan sebagai penyegar napas.

Zaman sekarang, permen karet terbuat dari polymer alami atau sintetis, yang paling umum adalah karet butyl, yang digunakan pada berbagai jenis produk, termasuk adhesive, fiber optics, sealants, cling film dan kertas, bahan bakar, peralatan olahraga yang rentan terbakar, genteng atau atap dan ban kendaraan.

Hati-hati Ada Permen Karet Ganja

Namun, tak perlu khawatir karena karet butyl yang terkandung di dalam permen karet tak akan membuat Anda sakit, karena tidak bisa dipecah.

Saat tertelan, permen karet akan masuk ke dalam lambung dalam bentuk utuh. Enzim dalam saliva dan asam dalam perut tidak bisa menyentuh karet butyl yang melapisi permen karet. Tetapi tubuh memperlakukan permen karet sama dengan makanan lain yang tak bisa dicerna sepenuhnya, seperti jagung dan biji bunga matahari.

Otot-otot di organ pencernaan Anda menggerakkannya dan membuangnya dari sistem pencernaan dalam waktu sehari atau dua hari bersama dengan kotoran sisa pencernaan. Jadi kesimpulannya adalah permen karet tidak akan menetap di dalam tubuh Anda jika tak sengaja menelannya.

Tapi bukan berarti Anda bisa makan dan menelan permen karet terus-terusan. Semakin banyak permen karet yang harus diproses tubuh, semakin tinggi risikonya mereka akan menumpuk. Jika itu terjadi, massa permen karet bisa berpotensi menyumbat usus, memicu nyeri perut atau konstipasi. Penyumbatan sistem pencernaan tersebut dikenal dengan nama bezoar. (rna)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya