Logo ABC

Harry Aveling Profesor Penerjemah dari Australia Yang Cinta Sastra Indonesia

Potret Profesor Harry Aveling dengan dua buku kompilasi puisi Indonesia dalam Bahasa Inggris hasil terjemahannya.
Potret Profesor Harry Aveling dengan dua buku kompilasi puisi Indonesia dalam Bahasa Inggris hasil terjemahannya.
Sumber :
  • abc

"Untuk menerjemahkan, kita harus mempelajari budaya di balik teks tersebut dengan baik. Misalnya, tentang budaya bersembahyang," kata Harry .

"Atau tentang panggilan "ayahanda". Kadang-kadang susah tahu kalau kata itu berarti ayah kandung atau hanya bentuk sopan santun."

Tantangan ini ia hadapi ketika menerjemahkan teks penulis berbahasa Jawa seperti Umar Kayam dan Arifin C. Noer di tengah keterbatasan alat bantu.

HARRY WAKTU KELULUSAN
HarryAveling (ketiga dari kiri) lulus dari Universitas Sydney tahun 1962 dan mempelajari tiga mata kuliah yaitu Sastra Inggris, Sejarah dan Bahasa Indonesia.

"Mereka menulis dalam Bahasa Indonesia tapi bercampur dengan Bahasa Jawa. Sedangkan dulu tidak ada kamus Bahasa Jawa yang lengkap."

Di samping itu, perbedaan minat bacaan dari orang Indonesia dengan orang Australia juga sering jadi perkara bagi dirinya.

"Ada tulisan yang sentimental sekali yang disenangi orang Indonesia tapi orang Australia tidak tertarik," kata Harry.

"Ini berarti ada tulisan yang mudah diterjemahkan dan ada tulisan yang sama sekali tidak bisa diterjemahkan."

"Uang tidak ada tapi banyak teman"

Tidak dapat dipungkiri, penghasilan seorang penerjemah atau pun penulis lebih rendah dari pendapatan pekerjaan lain pada umumnya.