Halloween vs Malam Satu Suro, Lebih Seram Mana?

Ilustrasi labu Halloween
Sumber :
  • instagram.com/giiuliia7

VIVA – Tepat hari ini Kamis 31 Oktober 2019, Halloween dirayakan di seluruh dunia terutama di benua Amerika dan Eropa merayakan Halloween.  Halloween sendiri kerap dirayakan dengan penggunaan kostum serba seram, unik dan aneh. Bukan hanya kostum saja, setiap orang juga akan mendekorasi rumah mereka dengan tema Halloween sebagai bagian dari perayaan tersebut.

Tamara Tyasmara Curhat di Medsos: Bersamaku, Kamu Dapatkan Teman hingga Psikopat

Jika ditelusuri dari sejarahnya, seperti dilansir dari ABC, Halloween itu sendiri berasal dari festival pertanian Celtic Samhain. Festival ini menandai dari akhir musim panen dan awal musim dingin.

Saat hasil panen mati atau rusak, para petani percaya ada suatu hari ketika roh bisa bangkit dari kuburnya. Hari itulah diperingati sebagai hari Samhian, yang mana selama Samhain, orang-orang Celtic akan berpakaian menyamar untuk menipu dan mengusir roh-roh, dan berharap untuk melindungi tanah mereka selama musim dingin yang akan datang.

Pesta Halloween ala Ragnarok Origin

Di Indonesia sendiri juga terkenal tradisi serupa yang dikenal dengan Malam Satu Suro. Bagi masyarakat Jawa, malam 1 Suro. Tahun ini, tanggal 1 Suro  diperingati pada 1 Muharam yang tahun ini jatuh pada Sabtu, 31 Agustus. Dalam sejarahnya, nama Suro diciptakan oleh Sultan Agung Adi Prabu Hanyakrakusuma (1613-1645) sejak kerajaan Mataram Islam.

Kala itu ia ingin mempersatukan masyarakat Jawa yang terpecah dengan menyesuaikan kalender Saka (Hindu) dengan penanggalan Hijriah (Islam). menyatukan dua kubu masyarakat Jawa yang terpecah akibat berbeda keyakinan, yakni penganut Kejawen (kepercayaan orang Jawa dengan Putihan (Kepercayaan Islam).

Dandani Anak di Pesta Halloween Mirip Korban Palestina, Kim Kardashian Banjir Cibiran: Sakit Jiwa!

Maka, Sultan Agung menetapkan satu Suro sebagai hari pertama dalam kalender Jawa di bulan Suro. Hari itu bersamaan dengan 1 Muharam pada kalender Hijriah yang juga adalah awal penanggalan Islam.

Ada berbagai ritual yang biasa dilakukan di malam 1 Suro yang dianggap sakral. Di antaranya, mengelilingi benteng keraton, memandikan benda pusaka, berendam di kali, mandi kembang, dan mengarak kerbau bule. Semua ritual ini dipercaya bisa mendatangkan keberkahan. Tapi, ada juga beberapa aktivitas yang pantang dilakukan di malam ini karena dianggap membawa sial.

Banyak masyarakat Jawa yang menganggap malam satu Suro adalah malam yang keramat. Terlebih, jika malam itu jatuh pada Jumat Legi. Itu sebabnya, banyak yang percaya jika melakukan hal-hal yang berhubungan dengan pesta atau perayaan adalah suatu pantangan. Termasuk larangan untuk keluar rumah atau bepergian kecuali untuk berdoa dan ibadah lainnya.

Tidak heran jika malam satu Suro juga dipercaya sebagai bulan kesialan. Kesan ini dibuat agar masyarakat tidak menyelenggarakan pesta yang bisa menyaingi ritual-ritual keraton.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya