Awalnya Mengolok-olok Saudara Saat Salat, Bule Ini Jadi Kepincut Islam

Jess
Sumber :
  • Ayatuna Ambassador

VIVA – Jess, wanita cantik asal Kanada, menceritakan perjalanan spiritualnya. Sudah memeluk Islam selama 7 tahun, awalnya Jess merupakan penganut Kristen yang taat. 

Menakjubkan, 187 Pria dan Wanita Masuk Islam di Masjid Gtown Philadelphia Amerika

Ketika Jess duduk di bangku SMP, saudaranya James atau Abdullah memeluk Islam. Ketika itu Jess pun kerap mengolok-olok saudaranya ketika salat. 

"Saya ingat ketika melihatnya salat, kami sering mengolok-oloknya dengan berkata 'pergi dan salatlah pakai karpet ajaibmu.' Dan saya suka mengajaknya berkelahi dan dia selalu mengelak dan berkata 'biarkan saya sendiri'," cerita dia dalam video yang diunggah di Youtube Ayatuna Ambassador, dikutip VIVA, Kamis 11 November 2021. 

Usai Memilih Mualaf, Davina Karamoy Belum Siap Kenakan Hijab

Singkat cerita, kehidupan keluarga Jess mengalami kesulitan hingga dia harus berpisah dengan saudaranya karena diasuh oleh orangtua yang berbeda-beda. 

"Saudara saya tetap jadi Muslim ketika dia diasuh selama 5 tahun. Orangtua angkat saya adalah Katolik yang taat. Saya tidak bisa ikut ke gereja mereka, bagi saya (tempat itu) terlalu sepi dan banyak hal-hal yang terlalu ketat," ujarnya. 

Daud Kim Diduga Lakukan Penipuan Donasi Masjid, Komunitas Muslim Korea Ungkap Fakta Mencengangkan

"Saya sudah tidak bersemangat lagi pergi ke gereja. Saya hilang kontak dengan Tuhan, tapi merasa tetap takut pada Tuhan. Sementara saudara saya dengan segala perubahannya, dia menginap di rumah orangtua angkat saya dan kadang saya juga menginap di tempatnya," sambung dia. 

Meski Jess tidak terlalu mengenal Islam, tapi dia menerima dan menghormati, terlebih saudaranya juga seorang Muslim. Kemudian secara perlahan, selama bertahun-tahun, satu per satu saudara Jess menjadi mualaf

"Saya tinggal dengan orangtua angkat saya selama 4 tahun, kemudian hidup mandiri. Saya menghadapi kesulitan dan berharap keluarga saya tetap utuh. Jadi saya membuka rumah saya untuk mereka. Dan perlahan setelah 8 tahunan, saat itu saya berusia 22 tahun, saya melihat mereka beribadah dan semacamnya. Waktu itu saya mengalami banyak cobaan, depresi dan sebagainya," ungkap dia. 

"Karena sejak kecil saya selalu mempertanyakan misalnya 'setelah kita lulus sekolah apa yang terjadi selanjutnya?' 'Kita menikah dengan orang yang kita cintai, selanjutnya apa?' Saya terus menanyakan apa yang terjadi selanjutnya," lanjut dia. 

Jess hanya duduk merenung dan tidak lagi menikmati hidup. Dia pun menceritakan kondisinya pada saudara-saudaranya. Mereka mengatakan Jess butuh Tuhan. 

"Saya akhirnya luluh dan mulai menangis 'ajari saya Islam lebih banyak dan mereka pun terus mengajari saya. Hingga suatu ketika, karena mereka tinggal di rumah saya, saya dengar mereka salat. Saya ingat mereka membaca surat Al-Fatihah," kenang dia. 

Jess mempertanyakan pada dirinya sendiri kenapa dia tidak bisa bahagia seperti saudara-saudaranya. 

"Apa yang membuat mereka sebahagia dan sedamai ini, saya membutuhkannya. Saya mendengar mereka (salat) dan mulai menangis dan saya tidak ingin mereka tahu kalau saya menangis. Saya ada di ruangan terpisah saat mereka salat. Saya menutup kepala saya dengan selimut seraya berkata, 'Ya Tuhanku'," imbuhnya. 

Singkat cerita, ketika Jess sudah memeluk Islam, dia mengaku salat merupakan perasaan terhebat dalam hidupnya. Dia merasa menjadi manusia baru. Jess juga merasa terlahir kembali dan segala yang terjadi dalam hidupnya tak lagi jadi persoalan. 

"Pertama kali saya salat, saya sujud dan menangis sejadi-jadinya, tidak bisa bangkit dari sajadah. Saya jadi makmum dan tidak terlalu paham tentang tata cara salat. Saya hanya ingin merasa terhubung dengan Tuhan. Begitulah kisah saya masuk Islam dan sekarang sudah 7 tahun Alhamdulillah. Saya telah menikah dan punya dua anak," kata Jess. 
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya