2 Kesalahan Umum Orang Indonesia Saat Beli Asuransi

Ilustrasi Asuransi Jiwa.
Sumber :
  • freepik

VIVA – Di era saat ini, banyak orang yang tak hanya menanggung kebutuhan finansial dirinya, pasangan dan anak-anaknya, tapi juga orangtua mereka. Orang-orang ini digolongkan ke dalam generasi sandwich.

Beda dengan Sule, Ekspresi Wajah Keluarga Mahalini Saat Prosesi Tarik Bakak Ayam Jadi Sorotan

Tak cuma soal memenuhi kebutuhan pokok, generasi ini juga menanggung biaya kesehatan orangtua. Karenanya, memiliki asuransi yang bisa mencakup seluruh keluarga dibutuhkan oleh generasi sandwich.

Penasihat Keuangan Philip Mulyana menyebut bahwa menurut data BPS menunjukkan selama lima tahun terakhir, rasio ketergantungan lansia (usia 60 tahun ke atas) terus meningkat dari 14,02 persen pada tahun 2017 menjadi 16,76 persen di tahun 2021.

Vicky Prasetyo Dilarikan ke RS, Sederet Artis Beri Doa

"Artinya, setiap 100 orang penduduk usia produktif (usia 15-59 tahun) harus menanggung setidaknya 17 orang penduduk lansia," kata dia saat konferensi pers peluncuran #MadeforEveryFamily Prudential Indonesia di Hallf Patiunus, Jakarta, belum lama ini.

Philip pun menyoroti kondisi pandemi di mana banyak orang baru menyadari pentingnya kepemilikan asuransi. WHO pun menyebutkan bahwa 500 juta orang jatuh miskin karena biaya kesehatan selama pandemi.

Fakta di Balik Kasus Viral Pernikahan Sesama Jenis di Cianjur yang Berakhir Damai

Selain itu, peran pencari nafkah di keluarga sering kali tidak terbatas pada pasangan dan anak saja. Tapi, bisa mencakup orangtua hingga keponakan.

ilustrasi keluarga.

Photo :
  • pixabay/Lucken

Philip juga mengungkap dua masalah umum asuransi di masyarakat Indonesia. Pertama, underinsured yaitu punya asuransi tapi hanya ala kadarnya dan tidak relevan dengan kondisi kehidupan sekarang.

"Misalnya beli 10 tahun lalu pada saat masih kuliah dan single dan tidak pernah di-review," jelasnya.

Kedua, tidak pernah membaca polis. Akibatnya, dia tidak tahu apa saja manfaat dari asuransi yang dimilikinya. Karena itu, dia pun menekankan agar selalu membaca polis ketika memiliki asuransi.

"Baca polis nomor satu, kalau ada yang tidak dimengerti langsung telepon jangan ditunda karena ini menyangkut bukan hanya kita," lanjutnya.

Memenuhi kebutuhan asuransi untuk keluarga, mencakup anggota di luar keluarga inti, Prudential Indonesia membuat kampanye #MadeforEveryFamily. Dengan program ini, penerima manfaat dan pertanggungan pada polis asuransinya dari yang sebelumnya terbatas pada keluarga inti, kini juga mencakup anggota keluarga besar sedarah, seperti, kakek, nenek, cucu, keponakan dan menantu.

Salah satu solusi terbaru yang merupakan perwujudan semangat #MadeforEveryFamily adalah asuransi jiwa tradisional Syariah, PRUSolusi Kondisi Kritis Syariah (PKKS), yang menyediakan perlindungan untuk 60 jenis kondisi kritis. PKKS juga merupakan inovasi produk pertama dari Prudential Syariah.

"Kini, anggota keluarga besar termasuk orang tua, kakek, nenek, hingga menantu, bisa menjadi penerima manfaat dan pertanggungan dalam polis asuransi Prudential. Dengan memberikan akses bagi anggota keluarga besar untuk bisa saling melindungi, Prudential membantu keluarga Indonesia untuk memperkokoh ketahanan finansial mereka," ujar President Director Prudential Indonesia Michellina L. Triwardhany.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya