Kisah Jennie Hampir Putus Sekolah karena Ditinggal Ayah, Kini Berhasil Kuliah ke Amerika

Jennie Nabilah.
Sumber :
  • Kemenag

JAKARTA – Jennie Nabilah pada saat duduk di bangku kelas 5 SD, ditinggal sang ayah tercinta meninggal dunia. Saat itu, kehidupan ekonomi keluarga Jennie terganggu setelah kepergian sang ayah. Jennie bisa menamatkan sekolah dasar, tapi berat untuk lanjut ke SMP karena alasan ekonomi. 

Pelajar Hingga Mahasiswa Indonesia Banyak Jadi Korban, Ini Beda Judi Online dan Game Online

Jennie saat itu mengaku hampir putus sekolah. Padahal, ia sejak kecil sudah memiliki semangat yang tinggi dalam belajar. Bahkan, dia selalu meminta pergi ke sekolah, meski belum cukup secara umur.

"Lulus SD tahun 2016, saya hampir saja tidak bisa melanjutkan pendidikan ke SMP karena alasan biaya. Saat itu saya hampir putus sekolah," kata Jennie dikutip VIVA dari laman Kemenag.go.id, Minggu 20 Agustus 2023.

Protes Meluas di Universitas Spanyol, Mahasiswa Minta Putus Hubungan dengan Israel

"Saya sering merasa terpacu dan selalu ingin menemukan dan belajar hal baru. Tapi seperti jalan raya pada umumnya, pasti ada beberapa lubang yang harus dilewati," tambahnya.

Di tengah kesulitan untuk meneruskan pendidikan ke jenjang SMP, Jennie merasa sangat senang dan bersyukur karena mendapat pertolongan dari Tuhan. Tiba-tiba, tetangga Jennie yang berprofesi sebagai guru les datang ke rumah. Penolong itu datang sehingga Jennie bisa melanjutkan pendidikan.

Amerika: Pasukan Israel Takkan Mampu Habisi Hamas!

"Dia memberitahukan bahwa akan ada orang yang membantu biaya sekolahku hingga kuliah. Apa ini? Sesuatu yang sebelumnya terasa tidak mungkin digapai, tapi seolah ”Surprise!”, aku percaya bahwa setiap niat baik akan ada jalannya," kata Jennie dengan mata berkaca-kaca.

Jennie ingin terus berusaha menemukan banyak pengalaman di setiap tahap kehidupannya. Pembelajaran hidup luar biasa didapat Jennie saat melalui masa SMP dan SMA. Jennie kembali dihadapkan pada persoalan biaya saat akan melanjutkan pendidikannya ke jenjang perkuliahan. 

"Orang yang selama ini membantu pendidikan saya dari SMP hingga SMA, dia hanya sanggup untuk membiayai kuliah saya jika bukan melalui jalur mandiri," katanya.

Jennie tentu sangat berterima kasih atas bantuan yang dia terima sehingga bisa sekolah sampai lulus SMA. Setelah lulus SMA, keinginan Jennie untuk kuliah sangat tinggi. Ia berusaha mendaftar pada jalur prestasi dan lainnya, tentu bukan mandiri, sehingga memungkinkannya mendapat beasiswa. Namun, upayanya belum membuahkan hasil.

"Sempat down. Tapi sejak kecil saya selalu ingin terus berjalan jauh di jenjang pendidikan. Sempat terbesit, apakah memang harus sampai di sini saja?" katanya.

Namun ia tidak menyerah dan terus berusaha untuk bisa kuliah. Sampai akhirnya, Tuhan mengabulkan doa dan keinginan Jennie. Tiba-tiba saja, ada orang yang datang ke rumah Jennie dan menawarkan bantuan untuk membiayai kuliah. "Sekali lagi, memang manusia ini terbatas, tapi Tuhan tidak," ucap Jennie.

Kini, ada dua orang yang membantu biaya pendidikan kuliah Jennie. Jennie daftar dan diterima di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya. Saat kuliah di UIN Sunan Ampel, Jennie juga mendapat beasiswa. Langkahnya tentu semakin ringan.

Proses belajar dijalani Jennie hingga masuk semester lima. Pada 15 Juni 2023, Jennie mendengar kabar terkait program MOSMA Kementerian Agama. Ada peluang beasiswa kuliah di luar negeri bagi mahasiswa Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI).

Dikutip dari laman Kemenag.go.id, MORA Overseas Student Mobility Awards (MOSMA) merupakan salah satu program implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka. MOSMA berbentuk program mobilitas fisik yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar di perguruan tinggi luar negeri. Program ini berlangsung selama 1 semester dengan durasi maksimal 6 bulan. Melalui program ini, mahasiswa mendapatkan kredit yang dapat dikonversi ke dalam SKS (Satuan Kredit Semester) di kampus asal.

Kesempatan itu tidak disia-siakan Jennie. Dengan perjuangan dan kerja keras, Jennie dinyatakan lolos dan bekesempatan untuk kuliah di Amerika tepatnya di Buffalo State University, Amerika Serikat, selama satu semester. Ia akan berangkat pada 26 Agustus mendatang. 

"Hadirnya program MORA Overseas Student Mobility Awards (MOSMA) terasa tepat waktu. Langsung saja jemput kesempatan, menyiapkan berkas, sertifikasi bahasa, wawancara, dan dinyatakan lolos dengan negara tujuan Amerika. Rencana Tuhan se-out of the box itu ya? Insya Allah saya terbang ke Amerika pada 26 Agustus 2023," kata Jennie.

"Untuk seluruh pelajar, remaja, dan semuanya yang sedang berjuang untuk apapun itu yang kalian impikan, percayalah bahwa kalian memiliki kesempatan dan hak untuk berusaha mewujudkannya. Sejujurnya yang lebih mahal adalah keyakinan kepada diri untuk terus berjalan dan mewujudkannya. Percaya bahwa setiap niat baik ada jalannya, karena Tuhan tahu jalan yang tepat untuk kita," kata Jennie..

"Terima kasih Gus Men Yaqut Cholil Qoumas. Terima kasih MOSMA Kementerian Agama. Program ini terbukti memperluas akses bagi mahasiswa Indonesia untuk bisa menimba ilmu di seluruh penjuru dunia," tutupnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya