KONNECT ASEAN Serahkan 15 Karya Seni dari Program Residence, Ada Dari Indonesia

KONNECT ASEAN program diplomasi budaya yang dibangun sejak tahun 2019
Sumber :
  • VIVA/ Isra Berlian

JAKARTA – ASEAN Foundation dengan dukungan pendanaan dari ASEAN-Korea Coorperation Fund secara simbolis menyerahkan 15 karya seni dari KONNECT ASEAN  Chiang Mai Print Residency di Thailand dan KONNECT ASEAN Artist Residency Program (KAARP) kepada ASEAN Gallery di Sekertariat ASEAN di Jakarta.  

Syuting Tak Berizin, Artis dan Kru Variety Show Pick Me Trip In Bali Diperiksa Imigrasi Ngurah Rai

Acara ini menegaskan komitmen ASEAN Foundation dalam mendorong pertukaran dan kolaborasi seni budaya sebagai bagian dari KONNECT ASEAN. KONNECT ASEAN adalah sebuah program pengembangan yang didukung oleh Republik Korea (ROK) dan berfungsi sebagai inisiatif utama ASEAN Foundation di bidang seni dan budaya. 

Sejak dimulai pasa 2020, KONNECT telah berkontribusi pada kehidupan dan pengembangan lebih dari 250 seniman dan pekerja budaya melalui berbagai platform. Mulai dari pameran, konferensi, workshop dan educational research. 

Mengenal Tradisi Hantaran di Indonesia, Simbol Rasa Syukur dan Kasih Sayang

“KONNECT ASEAN program diplomasi budaya yang dibangun sejak tahun 2019 untuk memperingati 20 tahun hubungan diplomatik Korea-ASEAN. Project ini sudah dijalankan sejak pandemi 2020. Projectnya ini meliputi pameran, project untuk artis dan researcher dan project-project diskusi,” kata Project Director KONNECT ASEAN, Benjamin Milyon di Gedung Sekertariat ASEAN Jakarta Selatan, Senin 16 Oktober 2023.

MTsN 1 Pati Kirim Tiga Siswa ke Thailand untuk Olimpiade Matematika Internasional

Sementara itu KONNECT ASEAN Chiang Mai Print Residence yang berlangsung pasa 1-29 Juli 2023 di Chiang Mai. Dan KAARP yang diadakan dari 12 Juli hingga 9 Agustus 2023 di Jakarta Indonesia dirancang untuk memfasilitasi pertumbuhan seniman dan pekerja budaya baik di ASEAN maupun Republik Korea. 

Hal ini mencakup konseptualisasi, desain dan implementasi produk karya seni residensi di Thailand dan Indonesia, presentasi resmi hasil akhir di Chiang Mai City Arts dan Culture Center, ASEAN Culture House di Busan, Sekertariat ASEAN dan Pameran permanen ya di ASEAN Gallery.

“Project ini untuk merayakan hasil karya sebanyak 15 dari project residency yang sudah berlangsung dan akan didonasikan kepada ASEAN Sekertariat dan akan di taruh di sini. Ini adalah hasil karya seni yang sudah ada 10 tahun keberadaannya. Ini adalah hasil karya dari artis Asean,” jelas dia. 

Diungkap Benjamin project ini juga menjadi bukti komitmen Korea-ASEAN untuk memberikan dukungan kepada seniman muda yang ada di ASEAN dan Korea pasca pandemi COVID-19. Sebab selama pandemi COVID-19 di tahun 2020 lalu semua pihak tidak bisa melakukan apapun. Dan kini kata dia melalui kegiatan ini para seniman bisa saling terhubung dan melakukan kolaborasi seni.

Sementara itu, perwakilan seniman Indonesia dalam KAARP, Catherine Oslo bekerjasama dengan Eunji Cho dari Korea Selatan. Kolaborasi keduanya ini terinspirasi dari kehidupan masa kanak-kanaknya.

“di mata anak-anak segalanya tampak mungkin, tidak ada benar atau salah. Kita ada di sini karena sisi anak kecil itu tinggal di dalam diri kita. Sering kalu kilas balik kenangan masa kecil itulah yang membentuk siapa kita sekarang,” jelasnya.

Untuk medianya sendiri Catherine dan Eunji Cho menggunakan medium kayu yang mengesankan sosok kuat dan percaya diri. Namun pada saat yang bersamaan gadis itu harus tampil lembut dan halus.

“Detailnya dipengaruhi oleh mainan tradisional, drama ayah acara TV di Korea dan Indonesia ,” kata dia.

Seleksi dan kurasi

Di sisi lain,  Benjamin juga mengungkap bahwa sepanjang KONNECT ASEAN, seniman dipilih dengan cara yang berbeda-beda. Untuk project di Chiangmai, dipilih dengan dua cara. Untuk Korea pihaknya membuka dengan cara Open call (registrasi) dan dibantu oleh komite pemilihan untuk mereka yang melalui open call  tersebut.

Sedangkan seniman ASEAN kementerian kebudayaan yang mengusulkan nama-nama seniman untuk mengikuti kegiatan ini. Kemudian komite pemilihan memilih nama-nama yang telah diusulkan tersebut.

“Untuk Jakarta Residency menggunakan sistem open call. Caranya unik tidak bisa mengapply sendiri. Seniman harus mengapply secara berpasangan, mereka mencari partner dari Korea untuk sama-sama mendaftar. Kemudian komite pemilihan yang memilih,” jelas dia.

Sementara itu terkait syarat untuk seniman bisa terlibat dalam program ini sendiri, Benjamin mengungkap tak ada syarat khusus. Namun seniman harus bisa mengangkat tema budaya Korea dan ASEAN. 

“Memang tidak ada spesifik topik atau tema. Tapi memang diharapkan seniman menghasilkan karya yang mengangkat budaya kedua negara Korea-ASEAN,” kata dia.

 

FOTO: di email 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya