Hukum Kerjakan Solat Tahajud Usai Tarawih, Begini Penjelasan Ustaz Khalid Basalamah

Ilustrasi Sholat
Sumber :
  • Sholat Tahajud

VIVA Lifestyle – Memasuki bulan suci Ramadhan 1445 H, umat Muslim di seluruh dunia mulai memperbanyak ibadah yang dapat meningkatkan hitungan amal mereka. Salah satu ibadah yang ‘getol’ dilakukan oleh umat Muslim selama bulan Ramadhan adalah menjalankan ibadah solat malam seperti solat Tahajud.

Ustaz Khalid Basalamah: Orangtua Gak Wajib Kasih Nafkah ke Anak Laki-laki Jika Sudah Baliqh

Namun, hingga kini masih ada perdebatan mengenai solat Tahajud yang dikerjakan di malam bulan Ramadhan. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.

Ada pendapat yang menyebut umat muslim tak boleh lagi menjalankan ibadah solat tahajud setelah melaksanakan ibadah solat tarawih dan witir. Lantas bagaimana ulama melihat tentang perdebatan ini? 

Ninja Xpress: Pengiriman Paket Melonjak 20 Persen saat Ramadhan 2024

Ustaz Khalid Basalamah angkat bicara, beliau menyebut ada pendapat yang tidak ada lagi solat tahajud setelah ibadah solat tarawih.

Ilustrasi ibadah solat

Photo :
  • Paxel
Terpopuler: 5 Kota Berbiaya Hidup Termahal di Indonesia, hingga Profil Mooryati Soedibyo

“Pendapat pertama mengatakan tidak ada lagi Tahajud setelah Tarawih, karena tarawih adalah qiyamnya Ramadhan sama dengan Tahajud hanya dimajukan, agar minimal umat Islam pernah Tahajud setahun sekali bagi yang tidak pernah Tahajud, dimajukan waktunya dan dimudahkan,” kata Ustaz Khalid Basalamah dikutip dari tayangan YouTube SYIFA.TV.

Dijelaskan beliau, hal ini berdasarkan hadits riwayat Bukhari, bahwasanya Siti Aisyah RA berkata Nabi Muhammad SAW tidak pernah menambah rakaat sholat malam lebih dari 11 rakaat.

Ustadz Khalid Basalamah menambahkan pada riwayat lain disebutkan 13 rakaat, karena witirnya 5 rakaat baik di bulan Ramadhan maupun di luar Ramadhan

Sementara itu, ada pendapat kedua mengatakan menyatakan masih boleh lebih dari 11 maupun 13 rakaat.

Beranjak pula dari hadits Bukhari yang menyebutkan sholat malam adalah dua rakaat artinya tidak ada batas (solat malam) di situ.

"Makanya Umar bin Khattab RA, menambah mengerjakan (solat tarawih) hingga 23 rakaat, ulama hadits mengatakan seseorang yang ingin melakukan sholat malam atau tarawih maka dianjurkan tidak melebihi Umar bin Khattab 23 rakaat," katanya.

Dijelaskan oleh ustaz Khalid bahwa Umar bin Khattab termasuk ulama rasyidin dan Umar kata Ustaz Khalid sangat tahu bahwa tidak boleh melakukan perbuatan bid’ah. 

“Sebenarnya itu bukan bid’ah karena beliau mengetahui bahwa ada hadist Bukhari lain ada solat malam dua rakaat, dua rakaat, dua rakaat tanpa ada batasnya. Terlebih lagi ketika Aisyah RA mengatakan ‘setau saya di Ramadhan dan di luar Ramadhan (Rasul) tidak pernah mengerjakan 11 atau 13. rakaat’. Ini bukan mustahil bagi ulama-ulama yang berpegang pada pendapat kedua ini pendapat Aisyah RA yang pada saat di rumahnya,” jelasnya. 

Dalam qiyamul lail, diterangkannya lebih lanjut tidak boleh ada dua Witir dalam satu malam.

"Jadi kalau sudah Witir di penutup Sholat Tarawih, tidak usah lagi sholat Witir setelah solat Tahajud," jelasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya