Pasien Paru-paru Basah Dapat Obat Kedaluwarsa dari Puskesmas

Ilustrasi jarum suntik
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Seorang pasien paru-paru basah, Nur Istiqomah (50), diduga mengonsumsi obat kedaluwarsa. Warga perumahan Villa Pertiwi, Kecamatan Cilodong, Depok, Jawa Barat, itu mengalami gejala mual dan pusing yang diduga usai menggunakan obat tersebut. 

Terpopuler: Sakit yang Diidap Parto sampai Syifa Hadju Pernah Diperingatkan oleh Raffi Ahmad

Isti, begitu ia biasa dipanggil, memiliki penyakit paru-paru basah yang membuatnya harus rutin memakai obat. Obat ini dimasukkan ke tubuhnya dengan cara disuntikkan setiap hari selama dua bulan. 

Selama beberapa pekan menjalani pengobatan, Isti mengaku tak ada hal aneh. Namun beberapa hari terakhir ia merasa pusing berlebih dan berkeringat. Kasus ini telah menjadi perhatian Dinas Kesehatan (Dinkes). 

Parto Patrio Rela Nahan Sakit Demi Tepati Janji Liburan Keluarga ke Bali

Gejala tersebut membuat Isti mendatangi klinik berbeda yang tak jauh dari rumahnya. Dari klinik itu, baru diketahui ternyata Isti diduga mengonsumsi obat kedaluwarsa. Pada botol obat tertera tanggal expired adalah Juli 2019.  

Dikutip dari VIVAnews, Selasa, 10 September 2019, Isti bercerita pada wartawan, “Saya disuruh lihat botolnya, rupanya tanggalnya sudah lewat. Dia (dokter) angkat tangan enggak mau nyuntik ke saya, sementara saya harus rutin setiap hari enggak boleh putus nyuntik obat itu.”

Tetap Kompak, Momen Eko dan Akri Jenguk Parto, Minta Penggemar Jangan Khawatir Hal Ini

Terkait kejadian ini, Isti mengaku telah meminta pertanggungjawaban pada puskesmas yang telah memberinya obat diduga kedaluwarsa itu. Beruntung puskesmas menerima pengaduan Isti dengan baik sehingga ia diantar ke rumah sakit dan di sana ia memperoleh penjelasan lebih lanjut.

“Pihak puskesmas sudah ada iktikad baik. Tadi saya diantar ke rumah sakit Sentra Medika. Di sana saya ketemu dokter Lusi, katanya ini enggak apa-apa. Kalau obatnya enggak diterima tubuh kan ada enzim nanti dikeluarkan melalui keringat dan kotoran,” ujarnya.

Isti mengaku tidak tahu sejak kapan ia mengonsumsi obat kedaluwarsa itu. Hanya saja, menurutnya, efek pusing dan mual yang ia rasakan timbul sejak kemarin. 

“Sudah sebulan lebih lah dan saya selalu ambil obat di puskesmas itu dengan merek dan dosis yang sama. Tapi saya nggak tahu kalau saya suntik obat kedaluwarsa sejak kapan, tapi ketahuannya ya baru hari Minggu kemarin," tuturnya.

Pihak puskesmas sendiri telah diperintahkan Dinkes untuk memberi pendampingan pada Isti. Sejumlah tim medis terlihat mengantar obat namun mereka menolak berkomentar.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya