- Pexels
VIVA – Virus corona (nCov) saat ini tengah mewabah di berbagai negara. Berawal dari warga di Wuhan, China, yang positif mengidap virus ini hingga kemudian menyebar ke negara lain seperti Korea Selatan hingga Amerika Serikat.
Coronavirus sendiri sama seperti jenis coronavirus lain yang menyebabkan gejala pada infeksi saluran pernafasan antara lain batuk dan sesak nafas. Jika infeksi virus ini sudah menyebabkan keterlibatan paru, gejalanya bertambah berat, biasanya bisa gagal nafas.
Namun, nCov tak hanya menginfeksi paru-patu tetapi juga organ penting lainnya di tubuh seperti jantung. Menurut dokter spesialis jantung, dr. Dicky A. Hanafy SpJP(K) FIHA FAsCC., ini karena paru-paru berkaitan erat dengan berbagai sistem kerja di tubuh termasuk jantung.
"(Kaitan nCov ke jantung) tidak secara langsung. Virus corona menginfeksi paru. Paru-paru berhubungan dengan semua sistem tubuh, apalagi infeksi terpengaruh jantung juga," kata Dokter Dicky dalam peresmian Cardiovascular Disease di RS MMC, Jakarta.
Dicky melanjutkan bahwa karena nCov adalah virus jenis baru, sehingga pengobatannya pun masih belum diketahui. Jadi, jika kondisinya makin memburuk, bisa berisiko pada kematian seperti yang terjadi pada beberapa pasien di negara-negara lain.
"(Hal terburuk pada jantung) Pada akhirnya kematian," ungkapnya.
Maka dari itu, Dicky menegaskan bahwa gejala akibat infeksi virus, pada dasarnya bisa diminimalisir selama daya tahan tubuh baik. Sehingga ia menyarankan untuk bisa tetap menjaga daya tahan tubuh tetap optimal.
"Semakin turun daya tahan tubuh, makin enggak bisa lawan virus tersebut. Virus itu hanya bisa dilawan oleh daya tahan tubuh pasien," jelasnya.
