Bahaya Pakai Behel Abal-abal, Bisa Terinfeksi HIV

gigi behel
Sumber :
  • Instagram / justonelook

VIVA – Penggunaan kawat gigi atau juga dikenal behel, terutama di kalangan remaja, kian digemari paling tidak sejak sepuluh tahun terakhir. Behel yang mulanya digunakaan untuk memperbaiki gigi atau rahang yang tidak rata dan gigi yang bertumpuk serta menyelaraskan gigi dan rahang agar dapat menggigit makanan dengan baik, kini justru berubah menjadi bagian dari fesyen. 

Viral TKW Taiwan Asal Madiun Alami Infeksi Otak Gara-gara Pasang Behel Abal-abal

Sayangnya, harga dari behel sendiri bagi sejumlah kalangan masih kurang terjangkau. Hal itu membuat celah untuk para pembuat behel palsu atau abal-abal untuk menawarkan dengan harga yang lebih murah. 

Harga yang miring membuat banyak orang tertarik untuk menggunakan behel palsu tersebut. Tapi, ada bahaya kesehatan yang menghantui ketika kamu menggunakan behel palsu. Apa sajakah itu? 

Pakai Behel Boleh, Tompi: di Al Quran Tidak Ada Kalimat Tidak Boleh Operasi Hidung

Seperti dilansir dari laman Coolgate, behel palsu seringkali terbuat dari sepotong kawat dengan yang direkatkan pada gigi pemakai. Kawat ditekuk agar pas dengan bagian luar gigi dan kemudian dijepit di sekitar dua geraham belakang untuk dukungan.

Tidak seperti kawat gigi asli, ini dipasang secara pribadi oleh pemakainya, oleh salon kecantikan lokal dan oleh pedagang kaki lima yang tidak resmi.

Geram Dituduh Pakai Narkoba, Mita The Virgin Tantang Netizen Periksa ke BNN

Penggunaan kawat gigi palsu, terutama untuk anak-anak membawa sejumlah besar tantangan kesehatan dan keselamatan. Tidak hanya karena bahan yang digunakan, tetapi juga karena mereka tidak dipasang oleh para dokter profesional. 

Selama pemasangan, kawat gigi bisa masuk ke tenggorokan pemakai dan menyebabkan tersedak. Logam yang digunakan dalam kawat gigi mengandung timah, yang beracun bagi sistem pemakainya.

Kawat gigi palsu juga dapat menyebabkan luka pada mulut yang dapat terinfeksi. Sementara lem yang digunakan untuk memasang kurung pada gigi dapat menyebabkan perubahan warna dan kerusakan gigi.

Di samping itu, Asisten Direktur Kementerian Kesehatan Malaysia Dr Doreyat Jemun mengatakan bahwa penggunaan kawat gigi palsu juga dapat berisiko tertular HIV. 

"Kawat gigi ini sering dipasang tanpa mengikuti prosedur yang benar, dan yang paling mengkhawatirkan adalah bahwa ini membuat pasien terkena berbagai infeksi virus dan bakteri." dia menambahkan.

Beberapa infeksi virus dan bakteri ini mungkin relatif ringan, tetapi dalam kasus yang parah, pasien bahkan mungkin mengalami risiko tertular HIV karena pemasangan kawat gigi palsu yang tidak tepat.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya