Pneumonia Anak Berisiko Perparah Gejala COVID-19

Ilustrasi anak sakit.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat hingga akhir Mei 2020 angka kasus COVID-19 pada anak di Indonesia mencapai 800 pasien. Gejala yang dialami pada pasien anak pun cukup beragam mulai dari tanpa gejala hingga berat dan kematian.

Sempat Hilang Kesadaran Akibat Sepsis, Chicco Jerikho Ngerasa Dikasih Kesempatan Kedua

"COVID-19 pada anak bisa tanpa gejala, bisa sampai dirawat di rumah sakit, bisa juga kematian," ujar dokter spesialis anak, dr. Tjatur Kuat Sagoro Sp.A(K)., dalam Talkshow di Radio Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, baru-baru ini.

Salah satu pemicu kematian akibat COVID-19 pada anak adalah ada penyakit penyerta atau komorbid seperti gangguan pada paru. Pnuemonia merupakan satu di antara masalah kesehatan di paru yang bisa semakin memperparah gejala COVID-19.

PAPDI Rilis Jadwal Imunisasi Terbaru 2024

"Tinggi sekali angka kematian pneumonia pada anak. Pneumonia kurang populer dalam arti diam-diam mematikan, (padahal) kasusnya banyak. Jadi pneumoni bisa memperburuk COVID-19," tuturnya.

Dikutip dari laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Pneumonia adalah radang akut yang menyerang jaringan paru dan sekitarnya. Pneumonia adalah manifestasi infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) yang paling berat karena dapat menyebabkan kematian.

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Penyebab pneumonia adalah berbagai macam virus, bakteri atau jamur. Gejala umum dari pneumonia adalah demam, batuk, dan sukar bernafas. Anak sebagian besar tanpa gejala.

Untuk menanggulangi pneumonia, ada tiga langkah utama yang dicanangkan oleh WHO, yaitu proteksi balita, pencegahan pneumonia, dan tata laksana penumonia yang tepat. Proteksi ditujukan untuk menyediakan lingkungan hidup yang sehat bagi balita, yaitu nutrisi yang cukup, ASI eksklusif sampai bayi usia 6 bulan, dan udara pernafasan yang terbebas dari polusi (asap rokok, asap kendaraan, asap pabrik). Pemberian ASI eksklusif dapat menurunkan kejadian pneumonia pada balita sebesar 20 persen.

Ilustrasi vaksin.

Geger Vaksin COVID-19 AstraZeneca, Ketua KIPI Sebut Tidak ada Kejadian TTS di Indonesia

Vaksin merek AstraZeneca diketahui juga digunakan di Indonesia saat pandemi COVID-19 beberapa tahun lalu.

img_title
VIVA.co.id
4 Mei 2024