IDI Ungkap Aspek Penting Kelola Vaksin COVID-19

Ilustrasi Vaksin COVID-19
Sumber :
  • dokumentasi kominfo

VIVA – Berbagai negara berlomba-lomba untuk mengembangkan vaksin COVID-19 agar bisa membasmi pandemi yang tengah melanda dunia. Tak dipungkiri, langkah ini perlu dilakukan dengan adanya inovasi riset yang mendukung jalannya penelitian.

Direkomendasikan oleh IDI, Apa Sih Physical Sunscreen Itu?

Bukan hanya dalam hal pengembangan vaksin, dunia medis akan terus membutuhkan beragam inovasi untuk bisa memberikan penanganan yang cepat dan tepat.

Dituturkan Ketua Bidang Riset PB IDI Dr Ahmad Hidayat, tim riset termasuk para dokter, akan terus memperbaharui informasi terkait hal itu setiap harinya.

Penyakit Menular Arbovirosis Jadi Ancaman Baru, Menkes Budi: Lakukan 5 Hal Ini untuk Menanganinya

Adapun penelitian yang dinilai yakni yang mampu menghasilkan manfaat positif bagi teknologi di bidang kesehatan. Beberapa kategori yang dimaksud mencakup penelitian dasar, penelitian klinis, dan epidemiologi kedokteran.

"Kriteria penilaian meliputi kreativitas dan orisinalitas, review literatur, metodologi riset dan hasil penelitian itu sendiri. Namun masih perlu banyak penelitian pendukung lainnya dengan motivasi tambahan untuk bisa bisa meneruskan hasil studinya dengan hasil di faskes," ujarnya dalam konferensi pers virtual Anugerah Karya Cipta Dokter Indonesia, beberapa waktu lalu.

WHO: Imunisasi Global Menyelamatkan 154 Juta Jiwa Selama 50 Tahun Terakhir

Lebih lanjut, penelitian dasar yang dimaksud terdiri dari dua kelompok. Baik itu di laboratorium, juga epidemiologi dan klinis, semua dilakukan dari survei masyarakat dan di faskes.

"Dari dua kelompok itu dasar atau pre klinik, diharapkan nantinya untuk uji klinik atau penelitian yang menggunakan subjek manusia," tambahnya.

Senada, Direktur Pharma Kalbe Farma Mulia Lie menegaskan bahwa riset yang dilakukan para dokter berperan besar di dunia medis. Untuk itu, perlu kemampuan yang mumpuni serta inovasi tepat dalam mendukung hal tersebut.

"Inovasi riset itu penting sekali dan selalu encorage teman-teman dokter untuk bisa melakukan berbagai penelitian," terangnya.

"Saat melakukan riset ini harus berkesinambungan agar kualitas lebih baik. Misalnya pada pengobatan stem cell baru-baru ini harus bisa lebih dikembangkan lagi dan harus berkesinambungan," sambung Mulia Lie.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya