Ini Makanan yang Harus Dikonsumsi dan Dihindari saat Isolasi Mandiri

Ilustrasi jaga jarak/virus corona/COVID-19.
Sumber :
  • Freepik/mdjaff

VIVA – Agar cepat sembuh saat terinfeksi COVID-19, pasien yang melakukan isolasi mandiri harus memerhatikan makanan dan minuman yang boleh dikonsumsi. Selain itu, menghindari hal-hal yang dapat memperlambat pemulihan juga harus dilakukan.

Kata Pj Gubernur soal Kepala Dinas Kesehatan Sumut Ditahan Jaksa Karena Korupsi COVID-19

Spesialis gizi klinik, dr. Yohan, SpGK, menyarankan selama menjalani isolasi mandiri, pasien COVID-19 harus istirahat yang cukup. Selain itu, asupan vitamin dan mineral juga harus terpenuhi.

"Buah dan sayurannya juga yang cukup, kemudian serat. Jadi silakan konsumsi makanan yang tinggi serat. Jangan lupa juga hidrasi. Minum air putih jangan lupa, setidaknya 8-10 hari tetap dikonsumsi," ujarnya saat webinar VIVA Talk, yang digelar belum lama ini.

Soekarno-Hatta Earns the Most Recovered Airport in Asia-Pacific

Namun, dokter Yohan menyarankan, untuk menghindari minuman manis, minuman dalam kemasan, atau yang berwarna-warni. Tapi, konsumsi air putih dingin masih diperbolehkan.

"Untuk es, minum air putih dingin gak masalah. Jadi yang dihindari adalah minuman yang terlalu manis, misalnya es campur, es teler, itu yang dihindari dulu. Makanan dan minuman yang tinggi gula, garam, lemak, dan tinggi minyak. Karena kita butuh untuk mengoptimalkan imunitas tubuh," terang dia.

DMI Gelar Muktamar ke-VIII, Ini Tiga Agenda Penting yang Dibahas

Selain dari makanan, Yohan juga menekankan untuk menghindari merokok, begadang dan stres, karena akan memengaruhi imunitas.

"Karena banyak yang isoman gak tahu mau ngapain malah merokok. Kemudian begadang dan juga stres. Dua hal ini saling terikat dan berkaitan dengan imunitas dan sel imun kita," tuturnya.

Menurut Yohan, merokok, begadang dan stres, ketiganya dapat menghambat produksi sel imun di dalam tubuh, sehingga tidak optimal.

"Kemudian yang kedua adalah ada gangguan dari cell signaling pathway. Jadi tubuh kita ini saling surat-menyurat. Misalnya ada virus nih, terus disuratin pabrik sel imunnya, keluar sel imunnya, menyerang infeksi," kata dia.

"Nah, surat-menyurat ini nanti akan terganggu. Jadi proses pembentukan antibodinya jadi gak optimal, proses penyembuhannya juga jadi lama. Itu gara-gara begadang, stres, dan juga merokok," ungkap dr. Yohan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya