dr Aisyah Dahlan: Ini Rahasia Bergairah Layani Suami di Usia Menopause

Ilustrasi seks.
Sumber :
  • Pixabay/pexels

VIVA – Dokter peneliti, dr. Aisyah Dahlan, CHt, CM.NNLP, mengungkapkan beberapa penyebab mengapa wanita kehilangan gairahnya saat melayani suami ketika memasuki usia menopause. Menurut dia, hal itu dikarenakan ada masalah hormonal, gangguan di organ reproduksi wanita, atau terkait faktor psikologis. 

Ini 6 Cara Buat Suami Bertahan di Atas Ranjang

"Ada miom kah, akhirnya mungkin diangkat indung telurnya, diangkat rahimnya dan sebagainya. Masalah minat hubungan intim ini sebetulnya banyak juga dipengaruhi oleh faktor psikologis," ujarnya dalam video yang diunggah di Youtube Pecinta dr Aisah Dahlan, CHt, dikutip VIVA, Rabu 8 September 2021. 

Menurut dokter Aisyah, kita tidak boleh berkata 'adakah yang salah dengan diri kita?' Tapi, akan lebih baik jika mengatakan, 'apa yang kurang dari diri kita?' 

8 Manfaat Susu Kedelai untuk Kesehatan, Bisa Meredakan Gejala Menopause

"Kalau kurang iya. Kurang kenal wataknya suami, kurang tau dia sebetulnya maunya apa, karena dia laki-laki kadang-kadang gak ngomong, ngomongnya sedikit. Nah, kekurangan-kekurangan paham inilah yang mengganggu mood atau psikologis kita," ungkap dia. 

Belum lagi, menurut wanita yang juga seorang praktisi neuroparenting itu ada gangguan hormon pada wanita yang menopause, sehingga hormon estrogennya sudah mulai berkurang. 

Hati-hati, 7 Dosa Bikin Pasangan Ogah Bercinta

"Udah secara psikologis kekurangpahaman ini, tambah si estrogen berkurang, udah. Tambah tu rasanya kaya kepaksa banget," tuturnya. 

Namun apa pun alasan atau kekurangannya, menurut Aisyah, ketika wanita masih memiliki suami yang sehat dan masih ingin dilayani secara intim, meski istri merasa terpaksa, hal itu tetap akan sangat berguna. 

"Tinggal kekurangannya, kita perkuat niatnya. Ya Allah saya mendampingi suami di malam hari, melayaninya, lillahi ta'ala dan mohon kekuatan ya Allah. Dan bukan hanya kekuatan, 'ya Allah mohon kenikmatan.' Karena itu bisa diminta dan kita bicara sama rahim, bicara sama vagina," pungkasnya. 

"Wahai vagina, kita ngomong. Karena kan apa yang kita ucapkan dia jalan. Wahai vagina, mohon ya vagina, suamiku masih ingin berhubungan intim denganku, mohon keluarkan cairan. Ya Allah izinkan saya bicara dengan G-spot vaginaku, apabila ada stimulasi rangsangan dari suamiku, membuat kita menjadi orgasme. Itu bisa diomongin sebetulnya," terang dia. 

Menurut Aisyah, itulah yang menjadi kekurangan kita. Karena kebanyakan orang tidak tahu bahwa tubuh sebenarnya bisa diajak bicara. 

"Kita tambah kekurangan itu, karena sesuatu yang kurang bisa diisi," tutup dr. Aisyah Dahlan. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya