Penelitian: Aktivitas Ini 2 Kali Lebih Berisiko untuk Kena COVID-19

Omicron varian baru Covid-19 (ilustrasi)
Sumber :
  • ANTARA/Shutterstock

VIVA – Sebuah studi baru telah mengidentifikasi aktivitas paling berisiko untuk tertular COVID-19. Studi Virus Watch yang dilakukan oleh SAGE, mengamati aktivitas sehari-hari, yang menunjukkan dengan tepat risiko terbesar untuk tertular COVID-19.

Heru Budi Kunker ke Jepang, Harap Proyek MRT East-West Groundbreaking Agustus

Penelitian ini mengamati lebih dari 10 ribu orang di Inggris dan Wales. Data tersebut membandingkan gelombang kedua pandemi antara Oktober 2020 hingga April 2021, saat tidak ada pembatasan dari September hingga November 2021. 

Menurut temuan mereka, aktivitas paling berisiko pada kedua rentang waktu tersebut adalah berbelanja. Mereka menemukan bahwa berbelanja seminggu sekali selama gelombang kedua di Inggris, menimbulkan risiko lebih dari 1,5 kali lebih tinggi untuk tertular virus. Bahkan jika berbelanja mingguan tanpa menjaga jarak, risiko tertular meningkat menjadi dua kali lipat. 

Bus Hino RM 280 ABS Jadi Andalan di Kalimantan Tengah

Aktivitas paling berisiko berikutnya adalah olahraga di luar ruangan dengan skor 1,36 persen. Namun para peneliti mengatakan hal ini mungkin karena aspek sosial dari aktivitas olahraga itu sendiri. 

Kegiatan berisiko lainnya, termasuk pergi ke restoran, pub, bar, dan naik transportasi umum. Risiko positif COVID-19 yang tercatat setelah itu adalah sekitar 1,3 kali, selama periode tanpa adanya pembatasan. 

Pemprov DKI Jakarta Dukung Kerja Sama Proyek MRT Berkonsep TOD dengan Jepang

Data menunjukkan bahwa jenis transportasi yang paling banyak menularkan COVID-19 adalah bus. Pergi ke klub memiliki risiko yang sama dengan pergi ke pub atau bar. 

Sementara kegiatan yang paling tidak berisiko adalah ke salon, seperti pergi ke penata rambut, tukang cukur, salon kuku atau salon kecantikan. 

"Tidak ada bukti bagus tentang peningkatan risiko dari menghadiri bioskop, teater, konser, atau olahraga dalam ruangan," tulis laporan studi tersebut, dilansir dari laman Express, Rabu 12 Januari 2022. 

Namun, penelitian tersebut hanya melihat data sebelum munculnya Omicron. Varian Omicron pertama kali muncul di Inggris pada 27 November 2021 dan kasus meningkat pada pertengahan Desember 2021. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya