Sebagian Besar Pasien Omicron Tak Bergejala atau Gejala Ringan

Ilustrasi virus corona COVID-19
Sumber :
  • pixabay

VIVA – Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, yang menjadi salah satu rujukan rumah sakit untuk merawat pasien COVID-19 mengungkap beberapa fakta terkait pasien yang terkonfirmasi positif varian Omicron.

Taiwan Siap Berbagi Pengalaman Pelayanan Medis dengan Indonesia

Dalam penelitian yang dilakukan pihak RSPI Sulianti Saroso terungkap bahwa sebagian besar pasien Omicron adalah pasien tanpa gejala atau hanya bergejala ringan.

Hal ini juga sebagai dasar kebijakan pemerintah dalam mengeluarkan kebijakan terbaru, agar pasien tanpa gejala dan yang bergejala ringan dirawat secara isolasi mandiri maupun terpusat tanpa perlu masuk rumah sakit. Peruntukan rumah sakit hanya kepada pasien bergejala sedang, berat, kritis maupun yang memiliki kondisi komorbiditas tertentu.

Kuota Haji Kabupaten Tangerang Bertambah, 20 Persen Lansia

Fakta lainnya, sebagian besar pasien Omicron mengalami kesembuhan dengan cepat. Total pasien Omicron yang dirawat di RSPI Sulianti Saroso sejak awal hingga sekarang lebih dari 250 pasien. Dari data itu diketahui sekitar 190 pasien sembuh dan yang masih dirawat sekitar 51 pasien.

Warga melintas di dekat mural bergambar tenaga medis dan Virus Corona (foto ilustrasi).

Photo :
  • ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko
Geger Vaksin COVID-19 AstraZeneca, Ketua KIPI Sebut Tidak ada Kejadian TTS di Indonesia

“Pasien yang dirawat saat ini di ruang ICU ada 7 orang dan di non ICU berjumlah 44 orang. Pasien yang kami rawat itu (Omicron). Cepat sekali kesembuhannya,” kata Direktur Utama RSPI Sulianti Saroso, dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH, dalam keterangan yang diterima VIVA, Senin, 7 Februari 2022.

Bahkan sesuai Surat Edaran Menkes, nomor HK. 02.01/MENKES/18/2022, kata Syahril apabila 5 hari pasien membaik dan gejalanya minimal, maka dengan dua kali tes PCR hasil negatif, mereka boleh pulang.

“Tidak perlu menunggu sampai dua minggu lagi,” ujar dia.

Fakta lain menunjukkan bahwa riwayat pasien yang sudah divaksin satu dan dua kali, bergejala lebih ringan daripada pasien yang belum divaksin.

Ilustrasi COVID-19/Virus Corona.

Photo :
  • pexels/Edward Jenner

“Jangan sampai ada pemahaman bila vaksin kita tidak ampuh karena bisa terinfeksi Omicron. Vaksinasi justru menghindari kesakitan dan risiko dirawat di rumah sakit sampai kritis. Dan perlu dhimbau kepada masyarakat agar menghindari penularan Omicron karena masih berpotensi tertular meski sudah divaksinasi, ditambah pula bila kurang patuh prokes dan berkerumun di tempat-tempat yang kita tidak tahu ada penularan Omicron di tempat tersebut,” kata dia.

Lebih lanjut Syahril mengatakan, saat ini tempat tidur ICU yang terpakai di RSPI mencapai 58% sehingga masih ada ruang untuk merawat pasien yang membutuhkan perawatan intensif. Sedangkan tempat tidur non ICU 39,2%.

“Total tempat tidur terisi di RSPI sekarang 41,1%, dari jumlah total 124 tempat tidur untuk perawatan COVID-19 yang disediakan. Tempat tidur masih bisa kita tambah kalau dibutuhkan, tapi nanti dulu karena hitungannya masih kosong lebih dari separuh,” kata dia.

Dia menjelaskan pihak RSPI Sulianti Saroso juga telah melakukan sejumlah persiapan untuk menghadapi lonjakan kasus COVID-19 di Indonesia.

Ilustrasi virus corona/COVID-19.

Photo :
  • Freepik/pikisuperstar

“Persiapan kedua yang menjadi tantangan adalah SDM kesehatan kita. Penambahan perawat dan dokter juga tengah disiapkan dan didukung pemerintah untuk menghadapi lonjakan kasus. Nantinya kita akan dibantu relawan. Dan yang ketiga adalah menyiapkan oksigen untuk menghindari krisis oksigen,” jelas dia.

Berdasarkan pengalaman gelombang Delta 2021 yang lalu, membuat RSPI Sulianti Saroso kini sudah memiliki fasilitas oxygen concentrate untuk memproduksi oksigen secara mandiri di rumah sakit.

“Jadi mudah-mudahan ini cukup dan kita tidak harus antri kehabisan oksigen. Begitu juga dengan obat-obatan dan APD, sudah kita penuhi,” kata dia.

Selain itu, ungkap Syahril RSPI Sulianti Saroso juga hanya menerima pasien bergejala sedang, berat, kritis maupun yang memiliki komorbid. Yang bergejala ringan maupun tanpa gejala, sebaiknya melakukan isolasi mandiri maupun terpusat.

Ilustrasi COVID-19/virus corona

Photo :
  • Freepik

Di DKI Jakarta, tempat isolasi terpusat untuk pasien COVID-19 tanpa gejala dan bergejala ringan yang bisa menjadi rujukan seperti Wisma Atlet, Rusun Nagrak, Ngawi, dan Pasar Rumput. Di daerah lain, isolasi-isolasi terpusat juga sudah disiapkan oleh Pemda masing-masing untuk mengantisipasi lonjakan kasus Omicron.

Syahril juga kembali mengingatkan masyarakat akan pentingnya menjalankan protokol kesehatan dengan ketat dan mengikuti program vaksinasi nasional.

“Meskipun bergejala ringan dan tingkat kesakitannya rendah, tetap harus disiplin menjalankan prokes, pakai masker, cuci tangan, hindari mobilitas kalau tidak perlu. Buat yang belum vaksin, terutama lansia dan anak-anak, segera vaksinasi karena vaksin sudah terbukti menurunkan tingkat kesakitan jika terpapar COVID-19,” kata dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya