Kemenkes Yakin Omicron Siluman Tak Bikin Lonjakan Kasus Jelang Lebaran

Ilustrasi salat Idul Fitri di berbagai Kota Indonesia
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Feny Selly

VIVA – Kasus COVID-19 tengah mengalami penurunan meski sempat melonjak tajam pada bulan Februari 2022. Kendati sudah mulai menurun, kasus COVID kembali dikhawatirkan akan meningkat lagi lantaran munculnya subvarian Omicron 'siluman' yaitu BA.1, BA.2, dan BA.3.

Kuota Haji Kabupaten Tangerang Bertambah, 20 Persen Lansia

Sesditjen Kesehatan Masyarakat dan Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi, mengatakan bahwa tercatat peningkatan kasus akibat Omicron 'Siluman' di beberapa negara seperti Brunei, Bangladesh, India, hingga China. Namun, tak terbukti terjadinya peningkatan signifikan seperti saat munculnya Omicron.

"Tapi tidak ada peningkatan kasus signifikan seperti munculnya Omicron. Kita sudah percepat vaksinasi lengkap dan booster jadi BA.2 tidak akan sebabkan lonjakan kasus," tegas Nadia dalam konferensi pers Kementerian Kesehatan, Selasa 8 Maret 2022.

Geger Vaksin COVID-19 AstraZeneca, Ketua KIPI Sebut Tidak ada Kejadian TTS di Indonesia

Ilustrasi aktivitas saat mudik.

Photo :
  • ANTARA FOTO/Fauzan

Nadia juga meyakini bahwa lonjakan kasus tak akan terjadi menjelang bulan suci Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri nanti. Terlebih, tren kasus di Indonesia sudah nampak menurun di banyak daerah dan hanya sedikit wilayah yang mengalami peningkatan kasus.

Sempat Hilang Kesadaran Akibat Sepsis, Chicco Jerikho Ngerasa Dikasih Kesempatan Kedua

"Untuk lebaran, lihat saja nanti. Tapi cukup optimis karena 2 minggu ini kasus konfirmasi terus menerus terjadi penurunan. Hanya beberapa provinsi di luar Jawa-Bali masih meningkat," imbuhnya.

Selain itu, tren penurunan kasus turut diyakini Nadia beriringan dengan target vaksinasi yang sudah cukup tinggi. Nadia mengatakan bahwa cakupan vaksinasi dosis pertama sudah 91 persen dengan target memcapai 95 persen di bulan Maret ini. Sementara dosis kedua sudah mencapai 71 persen.

"Pada prinsipnya kita akan hidup berdamai dengan COVID-19. Maka dari itu protokol kesehatan harus dijalankan," bebernya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya