Ramadhan Tiba, Ahli Ungkap Kiat Kuat Puasa Seharian

Ilustrasi puasa
Sumber :
  • pixabay

VIVA – Sambut bulan Ramadhan, umat muslim di dunia tengah bersiap menjalani ibadah puasa. Di Indonesia sendiri, persiapan puasa biasanya tak jauh-jauh mengenai pola makan yang cenderung tinggi gula lantaran banyaknya anggapan 'berbuka dengan yang manis'. Lantas, bagaimana faktanya?

Esports: PUBG Mobile Sukses Gelar Turnamen Komunitas hingga Influencer selama Ramadhan

Rupanya selama berpuasa terjadi peningkatan asupan energi dari gula dan lemak yang dikonsumsi masyarakat, sehingga protein dan zat-zat gizi mikro khususnya kalsium berpeluang besar mengalami penurunan.

Jika dibiarkan, hal tersebut bisa menyebabkan risiko penyakit tidak menular seperti diabetes, hiperglikemia, hipertensi, serta osteoporosis. 

5 Tips Ampuh untuk Hilangkan Lemak Perut yang Bikin Susah Gerak

Padahal menurut dokter spesialis gizi klinik, Dr. dr. Fiastuti Witjaksono MSc, MS, Sp.GK, bahwa seharusnya puasa bemanfaat bagi kesehatan. Mulai dari menstabilkan gula darah, kolesterol darah, memastikan detak jantung teratur, hingga menurunkan berat badan.

"Puasa juga membantu menurunkan tekanan darah tinggi sistolik sebesar 6-10% dan diastolic sebesar 4-10%, dan masih banyak lagi," ujar dokter Fiastuti, dalam keterangan pers Anlene.

Ninja Xpress: Pengiriman Paket Melonjak 20 Persen saat Ramadhan 2024

Namun selama berpuasa, tubuh manusia akan beradaptasi dan mengalami perubahan fungsi akibat berkurangnya asupan nutrisi selama lebih dari 12 jam yang dapat membuat tubuh terasa lapar, haus, lesu, kurang tenaga, daya tahan tubuh menurun, hingga konstipasi.

Hal tersebut seringkali memengaruhi keinginan orang yang berpuasa untuk berbuka dengan menu makanan tinggi gula dan lemak.

"Ini yang menyebabkan kadar kolesterol LDL meningkat setelah Ramadan dan berpotensi meningkatkan risiko penyakit tidak menular lainnya," imbuhnya.

Dokter Fiastuti melanjutkan bahwa selama berpuasa, pola makan akan berubah sehingga penting sekali mengatur asupan gizi saat sahur dan berbuka agar tubuh tetap memiliki energi yang cukup untuk beraktivitas. Energi tersebut bisa didapatkan dengan mengonsumsi makanan bergizi dan susu. 

"Kandungan pada susu seperti karbohidrat (laktosa) dapat membantu karbohidrat selama puasa, kandungan protein mampu mencukupi asupan protein dan mengurangi kelebihan lemak tubuh, meningkatkan komposisi tubuh, dan menekan nafsu makan agar tetap terkendali, juga kandungan lemak baik dan mineral pada susu yang bermanfaat secara keseluruhan untuk tubuh manusia," ungkapnya.

Penting untuk tetap memenuhi gizi seimbang selama berpuasa dengan mengonsumsi makanan sehat dan susu seperti Anlene Gold 5X dan Anlene Actifit 3X dengan HI ZEnC yang lebih rendah lemak, tinggi protein, kalsium, dan mengandung kolagen.

Dengan densitas gizi yang tinggi, Anlene Gold 5X dan Anlene Actifit 3X menjadi amunisi penting selama Ramadan untuk mendukung kebutuhan energi, kepadatan tulang, kelenturan sendi, kekuatan otot dan menjaga imunitas tubuh agar tetap sehat dan aktif.

"Jika makanan bergizi dan susu dikombinasikan dengan baik, maka menjalankan ibadah puasa akan lancar, tetap bertenaga, dan memberikan manfaat untuk kesehatan," terangnya.

Ada pun susu sendiri mengandung laktosa yang berperan sebagai sumber karbohidrat. Untuk mereka yang mengalami intoleransi laktosa, dokter Fiastuti memberikan trik mengonsumsinya agar tetap aman selama puasa.

"Kalau sudah jelas intoleransi, saat itu nggak bisa minum susu biasanya timbul keluhan begah, kembung, bahkan diare. Pilihannya ada beberapa susu rendah laktosa. Atau bisa juga dengan minum susu sedikit dulu agar enzim laktosa terbentuk dulu sehingga tidak ada keluhan. Minum sedikit demi sedikit agar enzim laktosa keluar perlahan sehingga lebih kuat," tegasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya