3 Orang Meninggal Usai Terjangkit Pneumonia Misterius di Argentina

Ilustrasi bakteri / Pneumonia
Sumber :
  • Pixabay

VIVA Lifestyle – Tiga orang telah meninggal dan lima pasien dirawat di rumah sakit setelah diduga mengidap pneumonia misterius di wilayah Argentina. Otoritas kesehatan bertekad untuk mengidentifikasi penyakit itu setelah sembilan orang terjangkit secara total.

ISPA Menjadi Ancaman Utama Bagi Jamaah Haji Indonesia

Dikutip dari laman Metro, penyakit telah memicu kekhawatiran setelah penyakit lain yang serupa seperti COVID-19, influenza dan hantavirus dikesampingkan oleh pengujian. Awalnya, enam orang di klinik swasta Tucuman diduga alami gejala antara 18 dan 22 Agustus 2022. 

Hari ini, 2 September 2022, diumumkan bahwa tiga orang lagi sakit. Lebih dari separuh kasusnya menjangkiti petugas kesehatan. Untuk itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah diperingatkan dan tim intelijen epidemi Pusat Pengendalian Penyakit Eropa sedang melacak kasus. Seperti apa hasilnya? Yuk scroll artikelnya berikut ini !

Profil Cesar Luis Menotti, Pelatih Legendaris Timnas Argentina yang Tutup Usia

Pneumonia atau infeksi paru-paru.

Photo :
  • U-Report

Para ahli telah memperingatkan itu menunjukkan kerentanan penularan terhadap patogen berbahaya pada sampel masih menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Tetapi semuanya menjelaskan bahwa lebih banyak informasi diperlukan sebelum 'alarm' pandemi dibunyikan.

PAPDI Rilis Jadwal Imunisasi Terbaru 2024

"Kesamaan pasien ini adalah kondisi pernapasan parah dengan pneumonia bilateral dan kompromi dalam gambar [x-ray] yang sangat mirip dengan COVID, tetapi itu dikesampingkan," ujar Menteri Kesehatan Tucumán, Luis Medina Ruiz.

Meski kabar itu mengkhawatirkan, tetapi informasi penting tentang penularan dan penyebab yang mendasarinya masih dipelajari, kata Prof Devi Sridhar, ketua kesehatan global di Universitas Edinburgh.

“Ini menunjukkan kerentanan kolektif kita terhadap patogen berbahaya. Wabah di bagian mana pun di dunia, jika tidak segera diatasi, dapat menyebar dengan cepat mengingat perjalanan udara dan perdagangan," tuturnya.

Di sisi lain, Prof Jonathan Ball, seorang profesor virologi di University of Nottingham, telah berteori bahwa itu hanya virus pernapasan yang biasanya tidak diuji oleh laboratorium diagnostik. Ia juga menilai ini bukan penyakit baru seperti COVID-19 sebelumnya.

"Ini mungkin bukan penyakit baru - hanya sekelompok kejadian langka dari penyakit yang diketahui. Berharap lebih sampai kita kembali ke pasang surut musiman normal dan aliran virus pernapasan," jelasnya.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya