Studi: Gaji Kecil Bikin Otak Cepat Tua

Ilustrasi dompet kering
Sumber :
  • Freepik: rawpixel.com

VIVA Lifestyle – Bekerja dengan gaji kecil atau gaji yang tidak sesuai adalah masalah bagi banyak orang. Meskipun pekerjaan yang digeluti sesuai passion, namun jika gaji yang diterima berada di bawah standar, tentu ini bukan hal yang ideal.

Terpopuler: Gaji untuk Kredit Pajero Sport, Petugas Dishub Dibuat Kewalahan

Sebuah studi baru menemukan bahwa terus bekerja dengan gaji kecil menyebabkan penurunan memori secara signifikan lebih cepat. Sederhananya, ketika seseorang melakukan pekerjaan bergaji rendah, otak mereka menua lebih cepat daripada seseorang yang berpenghasilan tinggi.

Direktur Keuangan BPJS Ketenagakerjaan Serahkan Santunan Kematian Sebesar Rp391 juta

“Penelitian ini memberikan bukti baru yang mengejutkan, bahwa upah rendah bisa memicu penurunan memori yang lebih cepat” ujar penulis dari Columbia University Mailman School of Public Health, Katrina Kezios, dikutip dari Study Finds, Rabu.

Untuk dimuat dalam American Journal of Epidemiology, Katrina dan tim menggunakan data 2.879 orang AS berusia di atas 50 tahun dari Health and Retirement Study periode 1992–2016. Mereka fokus pada pendapatan para partisipan antara tahun 1992–2004, masa yang dianggap (tahun-tahun pendapatan tertinggi).

Gaji ke-13 Cair Juni, ASN Bakal Dapat Segini

Dari sana, Katrina dan timnya memisahkan riwayat pendapatan setiap peserta ke dalam kategori tertentu. Kelompok-kelompok itu adalah, orang-orang yang tidak pernah bekerja dengan upah rendah, mereka yang pernah mendapatkan upah rendah sementara waktu, dan mereka yang terus-menerus bekerja dengan upah rendah antara tahun 1992 dan 2004.

Peneliti kemudian memeriksa hubungan antara upah dan penurunan memori selama 12 tahun ke depan, antara tahun 2004-2016. Hasilnya, dibandingkan kelompok yang tak pernah menerima gaji kecil, mereka yang berpenghasilan rendah mengalami penurunan memori yang lebih cepat.

Secara khusus, pekerja berupah rendah mengalami penuaan kognitif satu tahun lebih cepat.

“Temuan kami menunjukkan bahwa kebijakan sosial yang meningkatkan kesejahteraan finansial bermanfaat bagi kesehatan kognitif,” tambah penulis senior Adina Zeki Al Hazzouri, asisten profesor epidemiologi di Columbia Mailman School.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya