Hukum Memperbesar Mr P dalam Pandangan Islam, Ini Kata Buya Yahya

Ilustrasi penis
Sumber :
  • Doc. Unsplash

VIVA Lifestyle – Islam mengajarkan bahwa Allah SWT menciptakan umat manusia sesuai dengan keadilan dan kebijaksanaan-Nya. Dengan kata lain, semua bagian tubuh manusia juga telah ditentukan dengan adil, termasuk alat vital atau penis. Manusia harus bisa menerima pemberian Allah SWT tanpa harus banyak menuntut. 

Terpopuler: 5 Hal Wajib Dipersiapkan Saat Beribadah di Tanah Suci, 5 Hidangan Sup Terbaik di Dunia

Meski demikian, terdapat beberapa keadaan yang mendorong manusia untuk mencoba alternatif yang dapat mengubah ukuran alat vital. Misalnya dengan melakukan operasi di dokter atau meminum obat tertentu yang bisa memperbesar penis. Lantas, apakah memperbesar ukuran penis diharamkan dalam Islam dan apa hukumnya?

Yuk scroll ke bawah!

Ternyata Mr P Bisa Mendelep alias Masuk ke Dalam, Kok Bisa?

Pimpinan Lembaga Pengembangan Dakwah dan Pondok Pesantren Al Bahjah Cirebon, Kiai H. Yahya Zainul Ma’arif atau yang akrab disapa Buya Yahya memberitahukan hukumnya. Buya Yahya mengatakan bila alat vital suami benar-benar tidak dapat menyentuh bagian sensitif perempuan, maka bisa dilanjutkan dengan ikhtiar. 

Buya Yahya

Photo :
  • Tangkapan Layar
Bukan Buat Cewek! Ini yang Terjadi Jika Wanita Konsumsi Viagra

Misalnya dengan melakukan operasi. Laki-laki akan meminta bantuan tenaga medis untuk memperbesar alat kelaminnya. Perlu ditekankan bahwa bila ini dalam keadaan yang sangat darurat, maka diperbolehkan. 

"Kalau darurat maka boleh ditangani untuk operasi tersebut. Tapi kalau orang itu normal, masih bisa menyentuh bagian sensitifnya perempuan, maka enggak perlu melakukan hal itu," ucap Buya Yahya seperti dikutip dari kanal YouTube Buya Yahya.

Tapi, jika itu hanya keinginan sesaat dan suami masih bisa menyentuh bagian sensitif istri, maka haram hukumnya untuk memperbesar alat penis. Sebab, ia akan memperlihatkan aurat kepada orang lain. “Aurat saat operasi,” jelas Buya Yahya. 

Lalu, alternatif yang kedua jika penis laki-laki benar-benar berukuran sangat kecil sehingga tidak dapat menyentuh bagian sensitif perempuan, maka bisa dengan diolesi obat tertentu. 

"Ini juga bisa dilakukan oleh laki-laki yang memiliki alat kelamin yang tidak kecil. Dengan catatan tidak membahayakan," ungkap Buya Yahya.

Ilustrasi penis

Photo :
  • Doc. Unsplash

Namun, bila memijatnya dengan seseorang yang dipandang bisa memperbesar ukuran penis tersebut, maka hukumnya adalah haram. Karena, laki-laki itu memperlihatkan aurat sekaligus membiarkan orang lain untuk menyentuhnya. 

Namun, jika sang istri yang memijatnya, maka hal itu tidak masalah. Jadi, dianjurkan bagi seorang istri untuk memiliki keahlian dalam memijat sehingga barang yang dimiliki suami bisa berukuran sedikit lebih besar. 

Sebab itu, Buya Yahya mengingatkan jangan pernah membandingkan alat kelamin atau penis sendiri dengan orang lain. Apalagi sampai membandingkannya setelah melihat film porno yang mana hal itu sangat dilarang dalam ajaran Islam. 

"Makanya kami selalu mewanti-wanti jangan nonton film seperti itu. Akan menjadikan Anda tidak puas dengan pasangan Anda selamanya, Kenapa? Di otak Anda sudah dipenuhi sesuatu yang tidak ada pada pasangan Anda," tegas Buya. 

Buya Yahya juga menerangkan bahawa ada banyak cara supaya kepuasan suami istri ketika bercinta bisa tercapai. Laki-laki tidak usah memaksakan diri untuk memperbesar ukuran penis, selama itu bisa menyentuh bagian sensitif perempuan. 

Wallahu a'lam bishawab.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya