Dokter Tepis Vape Jadi Alternatif 'Rokok Sehat', Ini Bahayanya

Macam-macam bentuk rokok elektrik atau vape.
Sumber :
  • dok. pixabay

VIVA Lifestyle – Vape sudah cukup familiar saat ini di kalangan anak muda yang mulai beralih dari rokok konvensional. Bukan tanpa alasan, mereka yang memilih vape menilainya sebagai alternatif lebih sehat dibanding rokok pada umumnya, seperti iming-iming para produsen. Lantas, bagaimana faktanya?

5 Tips Cegah Masalah Jantung Saat Jalankan Ibadah Haji di Tengah Cuaca Panas

Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia dr Radityo Prakoso, SpJP(K)., menegaskan bahwa vape dan rokok konvensional sama berbahayanya, terutama pada risiko penyakit jantung. Dokter Radityo pun menepis anggapan vape sebagai 'rokok sehat' lantaran bahan di dalamnya juga membahayakan. Scroll yuk untuk simak artikel lengkapnya.

"Vape sama buruknya dengan rokok konvensional. Vape tetap berbahaya bagi kesehatan sekalipun kandungan toksiknya lebih rendah daripada rokok konvensional. Jadi, vape bukan alternatif berhenti merokok," ujar dokter Radityo Prakoso dalam acara virtual Hari Jantung Sedunia 2022, oleh Kementerian Kesehatan.

Bea Cukai Musnahkan Barang Kena Cukai Ilegal Senilai Puluhan Miliar Rupiah

Lebih dalam, dokter Radityo menyebut bahwa kandungan zat racun di vape bisa mencapai 2.800, sementara pada rokok konvensional lebih tinggi yakni 7.000. Walau zat racun lebih rendah, dokter Radityo sama sekali tak menyarankan untuk memakai vape dan justru mengimbau untuk benar-benar berhenti merokok.

Cairan Rokok Elektronik atau Liquid Vape.

Photo :
  • ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
Serangan Jantung Mendadak Mengancam, Kenali Ciri dan Faktor Risikonya!

"Kalau ditanya mana yang lebih baik antara vape atau rokok konvensional, ya, jawabannya tidak keduanya. Yang paling baik adalah tidak merokok sama sekali dan menjauhi asap rokok," ungkap dokter yang praktik di RS Harapan Kita itu.

Dengan zat racun yang ada di vape, dokter Radityo menilai bahwa efek adiksi alias ketagihan pun akan sama dengan rokok konvensional. Selain itu, zat tersebut akan hambat proses pengantaran oksigen ke jantung dan seluruh tubuh lantaran terbentuk plak di pembuluh darah. Bila sejak muda sudah memakai vape dan rokok konvensional, maka risiko penyakit jantung pun kian besar.

"Terlebih jika individu itu punya faktor risiko lainnya yang memperburuk kondisi kesehatan jantung, seperti malas bergerak, tidak memperhatikan asupan makanan dan minuman yang dikonsumsi, pun minum alkohol berlebihan," terangnya.

Tak hanya perokok aktif, bagi perokok pasif pun dampak buruknya bisa terasa pada kesehatan secara menyeluruh. Maka dari itu, penting untuk memahami bahwa rokok dan vape bukan sesuatu yang baik, bahkan perlu dihindari.

"Perokok pasif punya risiko tinggi untuk alami masalah jantung. Pada perokok pasif, risiko kejadian penyakit jantung meningkat sebanyak 25-30 persen," tandasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya