Pengidap Kanker Payudara Makin Banyak di Indonesia, Waspadai Gejalanya

Ilustrasi kanker payudara.
Sumber :
  • Pixabay/pexels

VIVA Lifestyle – Menurut data Globocan dan Kemenkes RI, Indonesia mencatat lebih dari 390 ribu kasus kanker baru di tahun 2020 dan sekitar 17 persen di antaranya adalah kasus kanker payudara

Tingginya angka kanker payudara di Indonesia membuat praktisi kesehatan mengimbau pada masyarakat untuk rutin melakukan Periksa Payudara Sendiri (SADARI) dan Periksa Payudara Klinis (SADANIS) di instansi kesehatan seperti rumah sakit. Scroll untuk informasi selengkapnya.

Menurut Mayo Clinic, kanker payudara terjadi ketika beberapa sel payudara mulai tumbuh secara tidak normal. Sel-sel ini membelah lebih cepat daripada sel-sel sehat dan terus menumpuk, membentuk gumpalan atau massa. Sel dapat menyebar (bermetastasis) melalui payudara ke kelenjar getah bening atau ke bagian lain dari tubuh Anda.

Kanker payudara paling sering dimulai dengan sel-sel di saluran penghasil susu (karsinoma duktal invasif). Kanker payudara juga dapat dimulai di jaringan kelenjar yang disebut lobulus (karsinoma lobular invasif) atau di sel atau jaringan lain di dalam payudara.

Ilustrasi sel kanker.

Photo :
  • Pixabay

Para peneliti telah mengidentifikasi faktor hormonal, gaya hidup dan lingkungan, dapat meningkatkan risiko kanker payudara. Tetapi tidak jelas mengapa beberapa orang yang tidak memiliki faktor risiko juga ada yang mengembangkan kanker, namun orang lain dengan faktor risiko tidak terkena. Untuk itu, kemungkinan kanker payudara disebabkan oleh interaksi kompleks susunan genetik dan lingkungan Anda.

Beberapa tanda dan gejala dari kanker payudara, antara lain benjolan atau penebalan payudara yang terasa berbeda dari jaringan di sekitarnya; perubahan ukuran, bentuk atau tampilan payudara; perubahan pada kulit di atas payudara, seperti lesung pipit; pengelupasan, penskalaan, pengerasan atau pengelupasan pada area berpigmen kulit di sekitar puting (areola) atau kulit payudara; dan kemerahan pada kulit di atas payudara seperti kulit jeruk.

Hospital Director Mochtar Riady Comprehensive Cancer Centre (MRCCC), dr. Adityawati Ganggaiswari, M.Biomed, MARS mengungkapkan, kasus kanker payudara merupakan salah satu kasus kanker terbanyak yang dirawat di MRCCC. 

Melahirkan Berulang Kali Dapat Menjadi Risiko Kanker Serviks, Benarkah?

"Dengan diresmikannya Breast Cancer Clinic Alliance ini, kami berharap dapat terus mengembangkan layanan onkologi kami dengan program yang inovatif sehingga dapat memberikan layanan yang terjangkau bagi para pasien. Peresmian klinik ini juga mendukung tujuan kami untuk menyediakan layanan onkologi dengan one-stop service yang paling komprehensif di Indonesia," ujarnya saat peresmian Breast Cancer Clinic Alliance (BCCA) di MRCCC oleh Siloam Hospitals Group, belum lama ini. 

Berada di tempat yang sama, Wakil Presiden Direktur Siloam Hospitals Group, Caroline Riady, mengatakan, dengan bertambahnya kasus kanker di Indonesia, MRCCC telah berubah dari specialist focused ke disease focused atau berarti berfokus pada kesembuhan pasien. 

Terpopuler: Bagian Tubuh Ini Bisa Prediksi Ukuran Penis, hingga Faktor Risiko Kanker Serviks

"Saat ini, MRCCC telah memiliki spesialisasi dan sub-spesialisasi di bidang kanker yang lengkap, didukung dengan talenta medis, teknologi, dan infrastruktur. Ke depannya, kami juga akan terus berupaya untuk menghadirkan teknologi baru demi prognosis yang lebih baik serta menyediakan perawatan yang personal, akurat, dan penuh kasih bagi setiap pasien," kata dia.

Pengen Mulai Perawatan Kulit? Perhatikan Ini Biar Gak Terjerumus Klinik Abal-abal
Buah Alpukat - Photo by Kelly Sikkema on Unsplash

5 Manfaat Luar Biasa Alpukat untuk Kesehatan Kulit Wajah, Bisa Cegah Penuaan Dini

Alpukat, buah lezat yang seringkali dijuluki sebagai mentega alami, bukan hanya memberikan cita rasa yang lezat di dalam hidangan, tetapi juga menawarkan sejumlah manfaat

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024