Panas 40 Derajat di Madinah, Awas 5 Penyakit Ini Rentan Intai Jemaah Haji

Masjid Syuhada di Jabal Uhud Madinah
Sumber :
  • Lutfi Dwi Puji Astuti/MCH 2023

VIVA Lifestyle – Musim panas mulai melanda Madinah di akhir bulan Mei 2023 ini yang bertepatan dengan musim haji. Bahkan, suhu di siang hari bisa mencapai 40 derajat Celsius atau lebih. Apalagi, kelembapan udara di Madinah berbeda dengan angka yang lebih rendah dibanding di Indonesia.

Penyakit Menular Arbovirosis Jadi Ancaman Baru, Menkes Budi: Lakukan 5 Hal Ini untuk Menanganinya

Kelembapan udara yang rendah ini mengakibatkan panas terasa menyengat namun tubuh tidak berkeringat. Diketahui bahwa mekanisme berkeringat merupakan mekanisme untuk menstabilkan suhu tubuh. Scroll untuk info selengkapnya.

Kepala Bidang Kesehatan PPIH Arab Saudi dr. M. Imran menyampaikan jemaah haji asal Indonesia harus mewaspadai suhu panas di Madinah. Jemaah haji harus menyiapkan perlindungan tambahan agar tetap bisa beribadah dengan sempurna di tengah cuaca panas di Madinah.

Mengenal Penyakit Radang Usus, Bisa Sebabkan Kanker Usus Besar Jika Dibiarkan

“Jemaah harus waspadai cuaca panas di Madinah. Panas di Madinah akan terasa lebih menyengat namun tubuh tidak berkeringat. Hal ini bisa menyebabkan masalah kesehatan yang bisa menghambat jemaah untuk menjalankan ibadah,” tutur dr. Imran, dalam keterangan persnya, dikutip Rabu 31 Mei 2023.

WHO: Imunisasi Global Menyelamatkan 154 Juta Jiwa Selama 50 Tahun Terakhir

5 Penyakit Intai Jemaah Haji

Terdapat lima penyakit yang sering muncul karena cuaca panas Madinah dan dialami oleh jemaah haji. Hal tersebut lantaran konfdsi tubuh yang turun serta kurangnya memerhatikan suhu lingkungan sehingga lima penyakit ini rentan mengintai.

ISPA

Pertama yaitu infeksi saluran pernapasan atas (ISPA). Gejala yang sering muncul yaitu batuk. Udara kering Madinah dapat menyebabkan lapisan di dalam mulut dan hidung kita menjadi kering dan memicu terjadinya batuk.

Dehidrasi

Penyakit kedua adalah dehidrasi yang cukup serius. Kelembapan udara Madinah yang rendah, seringkali membuat jemaah haji tidak merasa langsung haus saat beraktivitas di luar ruangan. Gejala yang sering dialami jemaah haji yang mengalami dehidrasi yaitu pusing.

Kondisi dehidrasi juga sangat berbahaya bagi jemaah lansia, karena banyak lansia yang mengalami gangguan persepsi haus. Sensasi haus pada lansia sedikit lambat, maka saat lansia merasa haus artinya lansia tersebut dalam keadaan dehidrasi berat.

Akibat kondisi ini, jemaah haji disarankan setiap 1 jam harus minum air 250 ml dilakukan bertahap seperti sekali minum cukup dua atau tiga teguk air secara perlahan. Hal ini bisa mencegah tenggorokan kering sehingga tidak memicu batuk. Kebiasaan minum seperti ini juga bisa mencegah terjadinya dehidrasi.

Ilustrasi cuaca panas.

Photo :
  • Pixabay

Heat Exhaustion

Ketiga, heat exhaustion atau kelelahan karena panas. kita ketahui aktivitas jemaah haji di Madinah adalah aktivitas fisik. Sebagian besar jalan kaki dari hotel menuju masjid Nabawi untuk menjalankan salat Arbain.

“Di Madinah, jemaah haji akan menjalankan salat Arbain. Dalam satu hari, jemaah akan berulang ke masjid Nabawi untuk menjalankan salat wajib. Jemaah berisiko mengalami kelelahan dan terpapar sinar matahari terik terutama di waktu Zuhur dan Ashar,” kata dr Imran.

Ibadah Arbain membuat jemaah haji beraktivitas fisik lebih dengan berjalan dari hotel ke masjid atau sebaliknya. Jemaah haji juga akan lebih sering terpapar sinar matahari terik terutama di waktu salat Zuhur dan Ashar.

Hal ini bisa memicu heat exhaustion. Gejala yang sering muncul dari kondisi ini yakni pusing, kram otot, dan keringat dingin hingga pingsan.

Untuk mencegah terjadinya heat exhaustion, jemaah haji disarankan untuk menggunakan payung, membawa botol penyemprot air dan memakai masker terutama saat berkegiatan di luar hotel. Botol penyemprot dapat diisi air dingin untuk disemprotkan sebagai pengganti keringat untuk mendinginkan badan. Jemaah juga disarankan untuk menggunakan baju lengan panjang.

Heatstroke

Keempat, adalah heatstroke yang merupakan tingkat lanjut dari heat exhaustion. Jika heat exhaustion tidak mendapatkan penanganan segera bisa jatuh ke kondisi heatstroke. Heatstroke adalah gangguan organ baik otak, jantung hingga ginjal karena suhu sehingga membuat seseorang mengalami kondisi seperti pasien stroke.

Ilustrasi heatstroke/cuaca panas.

Photo :
  • Freepik/rawpixel.com

Pencegahan heatstroke sama halnya dengan heat exhaustion. Jika terjadi gejala heat exhaustion, segeralah menuju tempat yang teduh, kemudian basahi kepala dengan air. Jika tidak ditangani dengan benar maka kondisi heatstroke tidak dapat dihindari dan perlu dirujuk ke rumah sakit.

“Jika menemukan jemaah haji pingsan karena heatstroke, maka jemaah tersebut harus dibawa ke tempat yang teduh dan basahi badannya dengan air dingin,” ucap dr. Imran.

Kaki Melepuh

Yang terakhir namun paling sering dijumpai di Madinah yaitu kaki melepuh. Banyak jemaah haji Indonesia yang kehilangan alas kaki saat di masjid Nabawi. Kemudian jemaah haji memaksakan diri untuk berjalan kaki tanpa alas kaki. Dengan suhu Madinah seperti saat ini, berjalan tanpa alas kaki sejauh minimal 10 meter, sudah bisa mengakibatkan kaki melepuh.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya