Penyebab Kematian Tertinggi Jemaah Haji, Ini Anjuran Kemenkes Cegah Serangan Jantung

Jemaah haji dirawat di rumah sakit
Sumber :
  • Kemenag

Jakarta – Penyakit jantung koroner (PJK) mendominasi penyebab kasus kematian pada jemaah haji asal Indonesia di Tanah Air pada 2023 ini. Bukan tanpa alasan, sejumlah faktor memicu bahaya pada tubuh jemaah haji hingga tercetus risiko kematian pada pasien dengan diagnosis sakit jantung.

Penting, 10 Tips Agar Jemaah Haji Tak Tersesat di Arab Saudi

Kepala Bidang Kesehatan PPIH Arab Saudi dr M Imran menyebutkan bahwa PJK tercatat jadi sebab utama kematian pada jemaah haji. Bukan hanya di tahun ini, namun pada tahun-tahun sebelumnya pun terbukti PJK mendominasi penyebab kematian utama pada jemaah haji lantaran gejalanya kerap tak disadari. Scroll untuk info selengkapnya.

"Penyebab kematian jemaah kita tahun ini memang terbanyak disebabkan oleh penyakit jantung iskemik atau yang biasa kita kenal dengan sebutan jantung koroner. Penyebab kematian dengan penyakit ini kalau kita lihat dari tahun-tahun sebelumnya adalah penyebab kematian terbanyak jemaah haji kita di Arab Saudi," ujarnya melalui konferensi pers virtual, Senin 5 Juni 2023.

Bandara Soetta Terapkan Standar Tinggi dalam Layanan Haji 2024, Tambah Toilet Portable

Imran menambahkan bahwa PJK ini dianggap sebagai bentuk serangan jantung lantaran terjadi secara mendadak. Faktor pemicu munculnya serangan jantung pada pasien PJK ini terjadi karena kelelahan dan dehidrasi yang seringkali mengintai jemaah haji.

Istri Kenang Sosok Dorman Borisman, Bikin Haru Ungkap Hal Ini

"Faktor risiko bagi terjadinya serangan jantung ini biasanya terjadi pada kelompok lansia," tambahnya.

Faktor kedua, tambah dr Imran, bahwa jemaah haji dapat diintai bahaya serangan jantung karena memiliki riwayat penyakit jantung sebelumnya. Selain itu, faktor ketiga dialami lantaran ada komorbid berupa hipertensi.

"Kemudian yang ketiga, memiliki riwayat penyakit hipertensi," jelasnya.

Selain hipertensi, faktor risiko komorbid lainnya juga berbahaya pada jemaah haji seperti diabetes melitus. Maka dari itu, penting bagi jemaah haji memeriksa kesehatan fisiknya sebelum beribadah agar menghindari bahaya serangan jantung yang memicu kematian.

"Ini penyakit-penyakit yang dapat memicu terjadinya serangan jantung atau penyakit jantung koroner. Sehingga memang kita sampaikan jemaah dengan penyakit-penyakit yang kami sebutkan tadi sangat dianjurkan untuk beristirahat," tambahnya.

Ilustrasi

Photo :
  • 1401662

Senada, Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes Liliek Marhaendro Susilo memberikan sejumlah imbauan bagi jemaah haji agar lancar dan sehat beribadah haji. Ia mengatakan kepada seluruh jemaah haji Indonesia terutama Lansia dan mempunyai risiko tinggi (Risti) kesehatan untuk tidak memaksakan diri melakukan aktivitas fisik yang berlebihan. 

Sesuaikanlah dengan kemampuan masing-masing dalam beribadah. Kemudian bagi jamaah haji mandiri yang sehat agar turut mengawasi dan memberikan pendamping terhadap jamaah Lansia dan Risti.

“Kami juga minta jemaah haji mewaspadai cuaca panas di Arab Saudi dengan selalu menggunakan alat pelindung diri seperti payung, masker, kaca mata hitam, semprotan air, dan alas kaki, saat berada di luar hotel. Jadi semprotan air pun juga digunakan jika mereka mulai merasa kering di kulitnya supaya tidak terjadi iritasi di kulitnya,” ucap Kapus Liliek.

Ia juga mengimbau kepada jemaah haji jangan lupa minum air minimal satu gelas atau 200 ml per jam. Jangan menunggu haus karena di sana jarang merasa haus. Bagi jemaah yang memiliki penyakit komorbid untuk minum obat teratur sesuai anjuran, dan memeriksakan diri secara rutin ke tenaga kesehatan haji.

“Jika ada keluhan badan kurang sehat segera hubungi petugas kesehatan terdekat, siapapun petugas kesehatannya, supaya nanti bisa segera diberikan tindakan,” tutur Kapus Liliek.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya