Bermanfaat untuk Fisik dan Mental, Wajib Diperhatikan Sebelum Trekking Agar Tidak Cedera

Ilustrasi trekking, pendaki gunung, hiking
Sumber :
  • Pixabay/ zapCulture

JAKARTATrekking merupakan salah satu aktivitas luar ruangan yang punya segudang manfaat bagi kesehatan. Olahraga yang satu ini biasanya dilakukan saat akhir pekan atau hari libur. Tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kesehatan fisik, trekking juga bisa dinikmati sambil melihat pemandangan alam dan menghirup udara segar.

Ramalan Zodiak Jumat 26 April 2024: Taurus Harus Waspada dengan Rekan Kerja, Leo Kena Tekanan Mental

Meskipun terlihat mudah karena hanya berjalan kaki di bukit atau gunung, trekking sebenarnya bukan aktivitas sembarangan. Diperlukan persiapan yang matang mulai dari segi fisik hingga nutrisi agar tidak terjadi cedera saat dalam perjalanan.

"Meskipun jaraknya pendek, kayak bisa dibilang sudah biasa jalan 5 km, tapi kalau trekking itu kan ada tanjakannya. Jadi kita harus mempersiapkan fisik dengan lebih optimal," kata dr. Sophia Hage, SpKO, dalam tayangan Hidup Sehat tvOne, Kamis 14 September 2023.

5 Dampak Negatif Gegara Kecanduan Game Online, Bisa Ganggu Fisik dan Mental

Dokter spesialis olahraga itu menyarankan agar melakukan latihan fisik dalam waktu satu atau dua bulan sebelum trekking. Latihan fisik tersebut bisa dimulai dengan naik turun tangga, melatih kardio, melatih pernapasan, dan memperkuat ketahanan otot terutama tubuh bagian bawah.

Persib Bandung Tetap Waspadai Borneo FC yang Pincang

Kemudian sebelum trekking juga diharuskan melakukan pemanasan agar tidak mudah terjadi cedera otot. Asupan nutrisi dan air yang cukup juga harus diperhatikan untuk menghindari dehidrasi dan kelaparan saat dalam perjalanan.

"Jangan ngirit makan dan minum karena nanti bisa dehidrasi, nutrisi juga harus cukup tapi tidak berlebihan. Jadi harus sarapan dulu dan bawa air minum. Lalu tidur juga harus cukup," katanya.

Selain seru dan menyenangkan, trekking juga memberikan manfaat bagi fisik dan mental seseorang. Trekking dapat menurunkan risiko penyakit jantung, meningkatkan kebugaran tubuh secara keseluruhan, meningkatkan daya tahan tubuh, kesehatan mental, membakar banyak kalori dan bagus untuk menurunkan berat badan, serta  menyehatkan tulang.

Pada dasarnya, tidak ada batasan usia bagi siapapun yang ingin melakukan trekking. Namun, dokter Sophia menjelaskan kondisi tubuh seseorang lah yang dapat membatasinya.

"Sebenarnya batasan untuk trekking didasari pada seberapa menantang jalurnya dan seberap mampu orang itu. Apakah ada keluhan lutut atau nyeri punggung misalnya," kata dokter Sophia.

Bahkan orang lanjut usia di atas 60 tahun masih diperbolehkan melakukan trekking apabila kondisi fisiknya mumpuni. Sebelum itu, disarankan untuk melakukan pemeriksaan ke dokter untuk mengetahui apakah ada penyakit yang berisiko fatal apabila melakukan trekking.

Untuk meminimalisir cedera, ada beberapa upaya yang bisa dilakukan salah satunya adalah membawa trekking pole atau tongkat. Tongkat tersebut sangat bermanfaat untuk mengurangi beban di lutut saat berjalan terutama jika masih asing dengan medan trekkingnya.

Trekking juga disarankan memakai pakaian yang nyaman termasuk sepatu yang sesuai dan tidak licin agar tidak mudah terpeleset.

"Banyak yang sepelekan, kita harus pakai baju yang mudah terjadi sirkulasi. Jangan baju yang panas atau menyimpan air. Sepatu juga yang sesuai dengan kondisi trekking, jangan yang licin," ujar dokter Sophia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya