Bikin Gula Darah Diabetes Melonjak, Ahli: Beberapa Pemanis Pengganti Gula Belum Disetujui BPOM

ilustrais diabetes
Sumber :
  • Pixabay/ stevepb

VIVA Lifestyle – Diabetes adalah suatu masalah kesehatan yang dialami seumur hidup, di mana kadar glukosa darah tubuh tetap tinggi karena resistensi insulin. Insulin atau hormon yang bertanggung jawab menggunakan glukosa untuk energi, menjadi tidak efektif.

Terpopuler: Sakit yang Diidap Parto sampai Syifa Hadju Pernah Diperingatkan oleh Raffi Ahmad

Para ahli percaya bahwa mengonsumsi makanan tertentu dengan kadar gula darah tinggi yang kronis dapat menghambat fungsi insulin, yang berpotensi menyebabkan diabetes. Untuk mengurangi risiko terkena kondisi kronis ini, penting untuk menghindari kesalahan makan tertentu yang berhubungan dengan diabetes. Scroll untuk informasi selengkapnya.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa penderita diabetes harus menghindari makanan dan minuman yang mengandung gula berlebih, termasuk makanan olahan atau kemasan dengan tambahan gula karena menyebabkan lonjakan kadar glukosa darah dengan cepat.

5 Mitos Tentang Masturbasi, Benarkah Bisa Hilangkan Keperawanan?

Mengonsumsi makanan manis secara teratur seperti permen, soda, kue kering, dan sereal manis dapat membebani kemampuan tubuh untuk mengatur insulin secara efektif, sehingga berpotensi menyebabkan resistensi insulin dan diabetes tipe 2.

Mengenal Tradisi Hantaran di Indonesia, Simbol Rasa Syukur dan Kasih Sayang

Oleh sebab itu, untuk membatasi konsumsi gula harian, penderita diabetes bisa memilih makanan atau minuman dengan kandungan zero sugar atau yang sama sekali tidak mengandung gula.

"Itu memang menjadi anjuran dari kita untuk penyakit diabetes. Konsumsi pemanis rendah kalori, tapi dipilih yang sudah mendapatkan persetujuan dari BPOM. Ada beberapa pemanis yang dipakai untuk pengganti gula yang belum disetujui oleh BPOM, nah itu jangan (dikonsumsi) karena berpotensi menimbulkan efek samping," terang DR Dr Soebagijo Adi Soelistijo, SpPD-KEMD, FINASIM, dari Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia, dalam media briefing secara daring bersama IDI, Senin 13 November 2023.

Dokter Soebagijo menekankan pentingnya mengurangi konsumsi makanan dan minuman manis untuk mencegah risiko lonjakan gula darah bagi para penderita diabetes. Di samping itu, kebutuhan gula harian sebaiknya dipenuhi dari buah-buahan yang mengandung gula alami.

Selain makanan dengan kandungan gula, karbohidrat olahan seperti roti putih, nasi putih, kue kering, dan makanan ringan olahan dengan cepat dipecah menjadi glukosa, sehingga menyebabkan peningkatan tajam kadar gula darah.

Makanan-makanan tersebut dapat menyebabkan penambahan berat badan dan resistensi insulin, sehingga berkontribusi terhadap timbulnya diabetes. Memilih karbohidrat kompleks seperti biji-bijian (seperti beras merah, quinoa) dapat membantu menstabilkan kadar gula darah dan mengurangi risiko resistensi insulin.

Ilustrasi diabetes.

Photo :
  • Pexels/Mikhail Nilov

Pasien diabetes juga sangat dianjurkan menjalani pola hidup sehat yakni dari segi aktivitas dan makanan. Perihal aktivitas, setidaknya penderita diabetes melakukan latihan fisik atau olahraga selama 150 menit selama seminggu.

Sedangkan untuk makanan, penderita diabetes sangat dianjurkan menjalani diet dengan cara memilah makanan-makanan sehat untuk dikonsumsi setiap hari. Namun, perlu digarisbawahi bahwa cara diet masing-masing penderita diabetes bisa jadi berbeda karena adanya penyakit komplikasi yang lain.

"Secara umum, diet bisa berubah kalau sudah muncul komplikasi. Secara umum, untuk pencegahan hindari lah makanan karbohidrat tinggi, gula, kalori, perbanyak makan-makanan tinggi serat seperti sayur dan buah, lemak tinggi juga dikurangi," jelas Dokter Soebagijo.

"Kalau ada komplikasi sudah beda lagi, misalnya komplikasi ginjal maka tidak boleh makan terlalu banyak protein," tambahnya.

Oleh sebab itu, penderita diabetes harus segera memeriksakan kondisinya kepada dokter supaya bisa mengetahui apa-apa saja yang boleh dikonsumsi dan tidak boleh dikonsumsi. Dokter akan melakukan pemeriksaan menyeluruh termasuk kemungkinan adanya penyakit komplikasi yang lain seperti gagal ginjal, penyakit jantung, obesitas, atau risiko kebutaan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya