1 Miliar Lebih Orang Terjebak Krisis Obesitas! Negara Miskin Terancam Bahaya Besar

Ilustrasi obesitas/kegemukan.
Sumber :
  • Pexels/Moe Magners

Amerika – Tingkat obesitas meningkat lebih dari dua kali lipat di kalangan orang dewasa, dan meningkat empat kali lipat di antara anak-anak dan remaja di seluruh dunia antara tahun 1990 dan 2022, menurut sebuah studi baru yang diterbitkan pada hari Kamis di jurnal The Lancet, dikutip dari USNews.

Parto Patrio Rela Nahan Sakit Demi Tepati Janji Liburan Keluarga ke Bali

Secara keseluruhan, diperkirakan 159 juta anak-anak dan remaja serta hampir 880 juta orang dewasa diperkirakan mengalami obesitas pada tahun 2022. 

Ilustrasi obesitas/kegemukan.

Photo :
  • Pexels/Andres Ayrton
Kisah Sukses di Usia Emas, Mom Selly dan Perjalanan Kariernya di Industri Pertambangan

Organisasi Kesehatan Dunia mengklasifikasikan obesitas pada orang dewasa memiliki indeks massa tubuh sama dengan atau lebih besar dari 30 kilogram per meter persegi, sedangkan kriterianya adalah untuk anak-anak berbeda berdasarkan usia dan jenis kelamin.

Baik perempuan maupun laki-laki mengalami peningkatan obesitas yang signifikan dari tahun 1990 hingga 2022. Studi ini menemukan tingkat obesitas di kalangan perempuan meningkat dari 8,8% menjadi 18,5% dan dari 4,8% menjadi 14,0% di kalangan laki-laki. 

Begal di Depok Nekat Beraksi Siang Bolong demi Beli Sabu

Pada anak-anak, tingkat obesitas global pada anak perempuan meningkat dari 1,7% pada tahun 1990 menjadi 6,9% pada tahun 2022, dan pada anak laki-laki meningkat dari 2,1% menjadi 9,3% pada periode yang sama, dan peningkatan terjadi di hampir semua negara.

Pada saat yang sama, penelitian tersebut menemukan jumlah total orang dewasa yang diklasifikasikan sebagai kekurangan berat badan, yang didefinisikan sebagai memiliki BMI di bawah 18,5 kg per meter persegi, menurun lebih dari setengah antara tahun 1990 dan 2022, turun dari 14,5% menjadi 7,0%. Pada wanita, dan dari 13,7% menjadi 6,2% pada pria. Anak-anak juga mengalami penurunan satu digit.

“Sangat memprihatinkan bahwa epidemi obesitas yang terjadi di kalangan orang dewasa di sebagian besar dunia pada tahun 1990, kini tercermin pada anak-anak usia sekolah dan remaja,” kata penulis studi senior Majid Ezzati, seorang profesor di Sekolah Kesehatan Masyarakat di Imperial College London dalam pernyataan yang dirilis. 

Ilustrasi obesitas/kegemukan.

Photo :
  • Pexels/Andres Ayrton

“Pada saat yang sama, ratusan juta orang masih terkena dampak kekurangan gizi, khususnya di beberapa wilayah termiskin di dunia. Agar berhasil mengatasi kedua bentuk malnutrisi ini, penting bagi kita untuk secara signifikan meningkatkan ketersediaan dan keterjangkauan makanan sehat dan bergizi,” lanjutnya.

Negara-negara berpendapatan rendah dan menengah mengalami peningkatan prevalensi obesitas terbesar, khususnya di Polinesia dan Mikronesia, Karibia, serta Timur Tengah dan Afrika Utara. Studi tersebut menemukan bahwa negara-negara di wilayah tersebut memiliki tingkat obesitas yang lebih tinggi dibandingkan negara-negara maju dan kaya.

Negara kepulauan Tonga dan Samoa Amerika memiliki prevalensi obesitas tertinggi pada tahun 2022 untuk perempuan, sedangkan Samoa Amerika dan Nauru memiliki prevalensi obesitas tertinggi pada laki-laki. 

Di negara-negara tersebut, lebih dari 60% populasi orang dewasa mengalami obesitas, menurut penelitian tersebut. Di antara anak-anak, negara kepulauan Niue dan Kepulauan Cook di Pasifik Selatan memiliki prevalensi obesitas tertinggi baik pada anak perempuan maupun laki-laki, dimana lebih dari 30% hidup dengan obesitas.

Di sisi lain, negara dengan prevalensi kekurangan berat badan tertinggi pada tahun 2022 antara lain Eritrea dan Timor-Leste untuk perempuan, serta Eritrea dan Etiopia untuk laki-laki, di mana lebih dari 20% populasi orang dewasa mengalami kekurangan berat badan. 

Di antara anak-anak, India dan Sri Lanka memiliki prevalensi anak perempuan yang mengalami kekurangan berat badan tertinggi pada tahun 2022, sementara Niger dan India memiliki prevalensi berat badan kurang tertinggi di kalangan anak laki-laki.

Meskipun AS tidak menduduki peringkat teratas dalam daftar negara-negara dengan prevalensi obesitas tertinggi, negara ini mengalami peningkatan yang signifikan selama periode waktu survei dan memiliki angka yang lebih tinggi dibandingkan beberapa negara kaya lainnya. 

Sementara itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI melaporkan kasus obesitas di Indonesia meningkat signifikan dalam kurun waktu 10 tahun terakhir dari 10,5 persen pada 2007 menjadi 21,8 persen pada 2018.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya