Sumber :
- iStock
VIVAlife - Alergi menjadi masalah kesehatan yang cukup mengganggu. Hal tersebut tidak hanya dialami anak-anak tetapi juga orang dewasa.
Baca Juga :
Harga Banyu Biru Dibuka dari Rp4,7 Juta
Menurut DR dr Iris Rengganis, dokter spesialis alergi dan imunologi, alergi adalah paparan yang berulang kedua kalinya atau lebih.
Baca Juga :
Bawa-bawa Kualitas Pemain Sendiri, Shin Tae-yong Bongkar Penyebab Timnas Indonesia U-23 Dilibas Irak
"Itu merupakan reaksi alergi. Perubahan yang awalnya nggak ada itulah namanya alergi. Perubahan yang terjadi karena paparan," katanya saat ditemui di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Rabu, 17 Desember 2014.
Baca Juga :
Dikalahkan Irak, Timnas Indonesia U-23 Harus Jalani Hal yang Ditakuti Mantan Pelatih Vietnam
Iris menambahkan, alergi didominasi oleh faktor genetik. Bila salah satu dari orang tuanya memiliki alergi, kemungkinan 30 persen anaknya mengalami hal yang sama.
Sedangkan bila keduanya tidak memiliki alergi, anak masih memiliki kemungkinan 35 persen.
"Reaksi alergi terjadi saat alergen masuk ke tubuh kemudian akan memicu respon imun dan terbentuk antibodi yang berikatan dengan alergen. Hal ini merangsang timbulnya reaksi alergi," tambah Iris.
Respon imun tersebut, lanjut Iris, dapat mengakibatkan terjadinya asma, rinitis, urtikaria dan dermatitis atopi.
Alergi memiliki gejala rintisan yang cukup mengganggu. Yaitu pada area hidung, menjadi bersin, gatal, meler, tersumbat dan susah nafas. Sedangkan mata terasa gatal, merah dan berair. Semuanya merupakan gejala umum alergi.
Khusus untuk alergi debu, Iris menyarankan agar rutin seminggu sekali membersihkan karpet, boneka, dan bantal.
Baca juga:
Halaman Selanjutnya
Sedangkan bila keduanya tidak memiliki alergi, anak masih memiliki kemungkinan 35 persen.