- VIVA.co.id/ Diza Liane Sahputri
VIVA.co.id – Tak banyak yang tahu, di balik penampilanya yang sempurna, artis yang juga aktif di dunia politik, Wanda Hamidah punya pengalaman sedih.
Ibu dari tiga orang anak ini, ternyata memiliki pengalaman, pernah menderita tumor di payudara. Karena pengalamannya ini, Wanda semangat saat dijadikan Ambassador Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI). Tanpa rasa malu dengan penyakit yang pernah dideritanya, ia aktif berbagi pengalamannya sendiri pada banyak orang.
Bagi Wanda, ia senang bisa membantu banyak orang meningkatkan kesadaran untuk peduli pada kanker dan tumor. Ini, ia lakukan karena pengalamannya menghadapi sel aneh di tubuhnya.
"Payudara sebelah kiri saya ternyata ada tumor. Awalnya anggap enteng saat benjolan pertama dirasakan semenjak anak pertama, umur saya 24 tahun," ujar istri dari Daniel Patrick Hadi Schuldt ini, ditemui di Central Park, Jakarta, Rabu 12 Oktober 2016.
Kemudian, kurang lebih selama tujuh tahun, Wanda masih belum menyadari kehadiran sel tumor di payudara tersebut hingga melakukan cek medis. Usai melakukan cek medis, dari hasil USG, ia direkomendasikan untuk bertemu dokter onkologi.
"Hasil USG ada benjolan dan direkomendasiin ke dokter onkologi. Untungnya dokter bilang masih tumor jinak dan belum kanker. Tapi di situ saja saya ngerasa kaki seperti sudah enggak berpijak di bumi lagi," ujarnya.
Setelahnya, pada tahun 2010, dilakukan pengangkatan sel tumor pada payudara kirinya tersebut untuk menghindari perubahan sel menjadi kanker. Sejak saat itu, Wanda selalu rutin untuk cek medis seluruh tubuh setiap satu tahun sekali, guna mendeteksi dini adanya perubahan sel kanker.
"Makanya saya sekarang jadi rutin medical check-up dan menjaga pola hidup menjadi lebih baik. Dan karena ada keluarga yang pernah kanker payudara, saya jadi lebih waspada karena turunan memiliki pengaruh juga," ujarnya.
Wanda Hamidah Protes ke MUI Gegara Masjid Istiqlal Sajikan Makanan dari Brand Pro Israel
Baru-baru ini mantan model Wanda Hamidah melayangkan protes keras terhadap pihak pengurus dari Masjid Istiqlal di Jakarta Pusat karena menyuguhkan makanan pro Israel.
