VIVA.co.id – Belasan tahun silam stigma tentang penyakit kulit di beberapa negara cenderung dikaitkan dengan kemiskinan, kondisi lingkungan, hingga sanitasi yang buruk.
Padahal pada kondisi tertentu, penyakit kulit juga disebabkan oleh faktor genetik. Eczema salah satunya. Penyakit kulit ini tak hanya diderita orang dewasa, namun juga anak-anak.
Eczema biasa dikenal eksim, penyakit ini masuk dalam kategori penyakit dermatitis. Penderita eksim akan mengalami peradangan kulit dan respons berlebihan akibat alergi.
Walaupun penyakit ini tak masuk kategori penyakit berjangkit dan tidak berbahaya, tapi keluhannya membuat si penderita tersiksa hingga menurunkan rasa percaya diri.
Eksim disebabkan lantaran perubahan suhu, iritasi terhadap produk, kosmetik, makanan dan stres. Gejala yang ditimbulkan, adalah kulit terasa panas, gatal, hingga timbul peradangan dan pembentukan ruam-ruam merah.
"Pada kondisi tertentu tanda eksim sangat mudah dikenali, namun adakalanya sulit dibedakan dengan penyakit kulit lain. Keluhan utama penderita adalah gatal, kulit kering, bersisik dan ruam merah," ujar dr. Shakti Indraprasta, SpKK dari NMW Skincare kepada VIVA.co.id di kawasan Tangerang Selatan, Selasa, 4 April 2017.
Dia menuturkan bahwa pada kasus yang sangat berat kulit akan terlihat seperti melepuh dan pecah-pecah. Serta kulit menebal dalam jangka waktu yang cukup lama.
Tidak hanya itu penyakit kulit ini memiliki sifat kambuhan dan tergolong penyakit menahun. Untuk mencegah penyakit ini Anda dapat melembapkan kulit setelah mandi dan menghindari sabun bersifat keras atau memiliki banyak detergen.
"Penyakit ini bersifat kambuhan dan menahun, namun dapat dikendalikan agar tidak mudah kambuh. Adapun cara pencegahan yaitu hindari memakai sabun mandi yang keras dan pilihlah yang tingkat keasaman rendah, gunakan pelembap kulit setelah mandi sesuai saran dokter," ucap dia.
