Kopi Klotok Rumah Eyang, Favorit Turis Hingga Pejabat

Kopi Klotok
Sumber :
  • VIVA.co.id/Putri Dwi

VIVA – Daerah Istimewa Yogyakarta dikenal sebagai kota dengan sejuta destinasi wisata. Mulai dari wisata alam yang indah hingga wisata kuliner yang memanjakan lidah para wisatawan

Timnas Indonesia Gagal ke Olimpiade Paris 2024, AFC: Akhir yang Memilukan

Khusus untuk wisata kulinernya, Yogyakarta juga memiliki makanan khas sendiri, gudeg namanya. Puluhan rumah makan di Yogyakarta pasti menyediakan menu gudeg dan bisa ditemukan di sepanjang jalan wilayah Yogyakarta dan sekitarnya.

Bagi kalian yang berkesempatan mendatangi Kota Pelajar ini, ataupun tengah mempersiapkan diri untuk mengisi waktu liburan di sana, tak ada salahnya jika berkunjung di rumah makan bernama Kopi Klotok, yang terletak di Jalan Kaliurang KM 16, Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Zulhas: Katanya PAN Cuma Bisa Joget, Eh yang Menang Capresnya Gemoy dan Bisa Joget

Rumah makan yang sudah terkenal seantero wilayah Yogyakarta hingga di luar ini memang menjadi destinasi wajib bagi para wisatawan yang ingin menyicipi makanan khas daerah tersebut. 

Tak hanya masakannya saja yang terkenal, tetapi konsep dari rumah makan Kopi Klotok itu yang membuat pengunjung selalu ramai berdatangan. Pengunjung yang datang pun bukan hanya dari orang biasa, melainkan dari kalangan artis hingga pejabat RI, seperti Sri Mulyani, Mahfud MD, Tito Karnavian, dan masih banyak lagi. 

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia: Bukan Gelombang Panas

Konsep yang diberi nama ‘Rumah Eyang’ ini dipilih oleh si pemilik Ibu Sri Handayani agar pengunjung bisa nyaman menikmati hidangan seperti di rumah eyang (nenek). 

Pemilik mengungkapkan ingin memberikan nuansa nyaman, seperti orang yang tengah berkunjung di rumah eyang, yang bisa duduk di mana saja, sekaligus makan sepuasnya hingga kenyang.

Tata ruang yang terlihat masih asri seperti rumah adat Jawa menambah pengunjung seakan dibuat kembali ke masa lalu. Desain tempat duduk, meja, hingga aksesori yang berada di dalam ruangan pun sengaja dipilih yang bernuansa retro.

Di sisi kanan kiri Kopi Klotok terlihat jelas hamparan kebun jagung, padi, dan beragam tanaman lainnya. Rumah si pemilik pun berada di samping beberapa meter dari rumah makan.

Kopi Klotok juga menawarkan tempat makan yang berlokasi di luar ruangan, jika di dalam ruangan tak cukup. Lokasi yang digunakan untuk makan berada di belakang rumah makan dengan posisi lesehan di bawah pohon kelapa, di sisi belakang rumah pemilik dengan posisi duduk di bangku. 

Suasana yang sederhana, nyaman, dan tenang sembari ditemani dengan alunan musik Jawa membuat pengunjung selalu ramai dan betah tinggal lama-lama di Kopi Klotok. 

Menu yang ditawarkan Kopi Klotok pun beragam, mulai dari tiga macam sayur lodeh, gudeg, telur dadar andalan, tempe atau tahu bacem, dan beragam lauk lainnya. Selain lauk, Kopi Klotok menyediakan gorengan renyah lainnya. Kabarnya, pisang goreng dan singkong rebus menjadi makanan pendamping kopi hitam asli racikan rumah makan. 

Harga yang ditawarkan beragam, untuk paket puas (sayur lodeh 3 macam, telur dadar, gereh layur, sambel dadak, nasi putih, sego megano) dihargai Rp11 ribuan saja. Untuk harga minuman yang ditawarkan hanya dari Rp1.000 hingga Rp6.000-an. Sedangkan untuk menu lainnya harga yang ditawarkan Rp3.500 hingga Rp14.000 saja. 

Semua menu pun merupakan masakan rumah biasa yang dimasak dengan kayu bakar, maka dari itu rasa yang ditawarkan memang lebih nikmat.

Pemilik rumah makan pun menawarkan dua promosi andalan, seperti gratis makan untuk para ibu hamil, dan bebas tambah nasi dan sayur. 

Sementara itu diketahui, nama klotok sendiri tak memiliki arti yang berarti. Nama klotok diambil berawal saat kopi diaduk di panci saat direbus mengeluarkan bunyi ‘klotok klotok’, maka dari itu pemilik mencetuskan nama tersebut agar mudah diingat oleh masyarat luas. Selain itu, Kopi klotok berasal dari kopi Lampung dan kopi Temanggung. (ren)
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya