Menyeruput Lumernya Wedang Kacang Tanah Khas Semarang

Wedang Kacang Tanah Khas Semarang.
Sumber :
  • Teguh Joko Sutrisno

VIVA – Orang biasanya mengenal kacang hijau sebagai bahan wedang atau bubur. Tapi di Kota Semarang ada wedang bubur berbahan kacang tanah. Atau orang Semarang menyebutnya wedang kacang saja. Rasanya manis berpadu gurih khas kacang tanah. 

Sate Koyor Karangsaru Legendaris Khas Semarang, Jelang Buka Banyak yang Ngantre

Yang sangat nikmat dari wedang kacang ini adalah tekstur kacangnya yang sangat empuk, bahkan boleh dibilang lumer. Bentuknya memang tetap utuh, tapi begitu masuk mulut terasa lembut dan lumer. Tak perlu dikunyah.

"Bedanya wedang dengan bubur itu tingkat kekentalannya. Kalau bubur itu sangat kental dan biasanya santannya tidak langsung dicampur. Kalau wedang itu meski juga kental tapi lebih cair dan santannya dicampur. Lebih pas disebut minuman," kata pedagang wedang kacang Pak Sardi di Jalan Sukun Semarang saat ditemui VIVA baru-baru ini.

Nikmatnya Buka Puasa dengan Nasi Ruwet Khas Semarang

Wedang kacang ini bermula dari sebuah kampung di kawasan pecinan Semarang. Lalu menyebar di beberapa tempat tapi masih di wilayah Semarang juga. Antara lain di Jalan Jagalan, Jalan Mataram, Jalan Ngesrep, serta Jalan Sukun Banyumanik Semarang atas.

Wedang Kacang Tanah Khas Semarang.

Photo :
  • Teguh Joko Sutrisno
Sensasi Berbuka Puasa dengan Sate Tulang Ayam, Seperti Apa Rasanya?

Rata-rata jualannya memakai gerobak besar tapi ada tempat khusus semacam kios untuk menyantap wedang kacang. Ada tiga macam menu yang biasanya dibuat. Yaitu wedang kacang, wedang kacang hijau, dan kombinasi keduanya. 

Bahan baku utamanya tentu kacang tanah. Kemudian ada campuran gula aren, gula pasir, sedikit garam, daun pandan, dan santan kelapa. Kata penjualnya, untuk membuat kacang terasa lumer harus direbus lama.

"Itu rahasia bos yang buat. Tapi intinya ya merebusnya lama sampai benar-benar empuk," jelasnya.

Setelah kacang empuk, baru dimasukkan santan, gula, dan bahan lainnya. Ditunggu sampai mendidih sambil terus diaduk-aduk agar tidak gosong bagian bawahnya. Wedang kacang matang lalu dituang ke dandang besar dan siap untuk jualan.

"Harga semangkoknya Rp10 ribu. Kita buka dari sore dan biasanya jam 8 malam itu wedang kacangnya sudah habis. Kalau kacang ijo itu kadang habis, kadang ada sisa. Memang yang laris itu wedang kacang," ungkapnya.

Penikmat kuliner yang datang ada yang memang penggemar makan wedang kacang, ada juga mereka yang penasaran seperti apa rasanya.

"Jarang saya menemukan wedang kacang di daerah lain. Makanya tadi begitu lewat dan baca tulisan di warungnya itu langsung berpikir, wah baru ini. Dan jadi pengen coba. Ternyata enak dan kacangnya itu ‘dimu’" saja langsung lumer," kata Hendra, mahasiswa salah satu perguruan tinggi di Semarang.

Gimana? Ikut penasaran kan? Ayo ndang sruput saja lur.

Laporan: Teguh Joko Sutrisno

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya